"Momennya kurang pas. Masa kita lagi enggak jualan, mereka enak-enakan mau jual di sini. Ya jelas kami menolak," kata Aling di Pasar Grogol, Selasa (11/8/2015).
Menurut Aling, tindakan Sudin KPKP tersebut tidak berpihak kepada para pedagang. Karena itu, saat pihak pemerintah berupaya bernegosiasi, hal tersebut tidak ditanggapi serius oleh para pedagang.
Salah satu pedagang, Mardi (39), menyebut tidak ada sosialisasi dari pihak pemerintah soal operasi pasar daging murah. Dia khawatir, operasi tersebut akan memengaruhi calon pembeli dengan perbandingan harga yang signifikan.
"Takutnya, nanti konsumen membandingkan harga. Harusnya kan pemerintah koordinasi dulu dong," ujarnya.
Seorang pembeli daging, Asni (34), mengaku senang ada operasi pasar. Namun, dia berharap agar harga daging sapi kembali normal.
"Kita sih pengennya harga balik normal lagi. Kalaupun naik, jangan terlalu tinggi," kata pedagang bakso itu.
Operasi daging murah dilakukan pihak Sudin KPKP Jakarta Barat guna menekan harga serta mengatasi kelangkaan daging sapi yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir ini. Pihak Sudin mematok harga Rp 85.000 per kilogram bagi para pembeli yang didominasi pedagang bakso atau pemilik warung makan.
Para pedagang daging melakukan aksi mogok sejak Sabtu 9 Agustus 2015 hingga hari ini. Para pedagang, mulai dari pasar tradisional seperti Pasar Slipi, Pasar Tomang Barat, dan Pasar Jembatan Dua, memilih mogok berjualan lantaran sulit dan mahalnya harga daging sapi dari pemasok.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.