Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penerima Kartu Jakarta Pintar Masih Bingung

Kompas.com - 11/08/2015, 21:29 WIB

JAKARTA, KOMPAS — Penerima bantuan pendidikan, Kartu Jakarta Pintar atau KJP yang diberikan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih merasa bingung terkait penggunaan KJP. Bahkan, warga menganggap penggunaan KJP tidak untuk keperluan sekolah.

Sebelumnya, KJP digunakan dengan cara tunai, yakni mengambil uang tunai melalui anjungan tunai mandiri milik Bank DKI dengan menggunakan kartu KJP. Akan tetapi, kini, penggunaan KJP dengan nontunai dan hanya dapat mengambil Rp 50.000 per minggu. Para pengguna KJP pun bingung, belum memahami hal tersebut.

Siswa penerima KJP berharap pemerintah menyediakan mesin debit Bank DKI di toko-toko yang menjual keperluan sekolah. Saat ini, siswa terpaksa membeli keperluan sekolah dari mal yang tentu harganya mahal. Bahkan, dana bantuan KJP tidak bisa digunakan untuk membeli baju praktik di koperasi sekolah, karena di sana tidak ada mesin debit.

Aldiko Fernando, siswa kelas XII di SMK Negeri 30 Jakarta, misalnya, terpaksa membeli tas seharga Rp 350.000 di sebuah mal. Padahal, sebelumnya ia hanya membeli tas dengan harga berkisar Rp 100.000. "Sebenarnya saya mau beli tas di pasar biasa, tetapi di sana KJP tidak berlaku," katanya saat ditemui Senin (10/8) di Jakarta.

Aldiko juga kesal karena dana bantuan itu bahkan tidak bisa digunakan di koperasi sekolah. "Saya mau beli baju praktik, tetapi bayarnya harus tunai. Jadi, tidak bisa pakai KJP," katanya.

Meskipun Aldiko sudah menerima bantuan sebesar Rp 1,2 juta sejak bulan lalu, ia baru membeli tas saja.

Aditya Putra Pratama, siswa SMA Negeri 29 Jakarta, sama sekali belum menggunakan dana KJP. "Belum sempat pergi ke mal. Kalau sebelumnya, uangnya, kan, bisa diambil di mesin ATM, lalu belinya di toko atau warung pinggir jalan. Jadi, lebih mudah," katanya.

Orangtua siswa pun merasakan demikian. Fitroh (40), misalnya, belum tahu menahu soal KJP dan perubahannya. "Yang saya tahu, (KJP) sekarang enggak bisa ditarik lewat ATM. Tetapi, bisa dibelanjakan. Cuma, katanya, belanjanya hanya di mal dan Senayan," kata ibu Wahyudin, penerima KJP, di Muara Angke, Jakarta Utara, akhir pekan lalu.

Awal Agustus lalu, saat kabar tentang cairnya uang Rp 500.000 di KJP, Fitroh bersama Wahyudin pun membeli sepatu dan beberapa pak buku dengan menghabiskan uang tersebut di sebuah mal di Pluit, Jakarta Utara. "Enggak ada seragam sekolah di mal. Padahal, itu yang dibutuhkan," ujarnya.

Anak Fitroh, Wahyudin, merupakan siswa kelas II Madrasah Tsanawiyah Nurul Bahri di Muara Angke, Jakarta Utara. Fitroh juga mengeluhkan perubahan KJP yang hanya boleh digunakan secara nontunai. Padahal, setiap bulan, ia harus membayar uang bulanan sekolah Rp 100.000. Fitroh yang hanya ibu rumah tangga dan suaminya yang bekerja serabutan pun mengandalkan KJP untuk pembiayaan sekolah.

Namun, Fitroh mengakui, penggunaan KJP dengan cara tunai bisa saja disalahgunakan oleh penerima kartu. "Memang ada yang menggunakan berbelanja bukan untuk keperluan sekolah. Tetapi, kalau kami, yang miskin, enggak mungkinlah menyalahgunakan kartu itu," ujarnya.

Pekan lalu, Pemprov DKI Jakarta mendapati penyalahgunaan KJP. Kartu tersebut ada yang digunakan untuk membeli emas, barang elektronik, bahkan berbelanja di restoran dan karaoke. Setidaknya, Dinas Pendidikan DKI Jakarta memanggil 15 siswa yang dianggap menyalahgunakan KJP. Oleh karena itu, Pemprov DKI Jakarta dan Bank DKI Jakarta mengubah KJP dari transaksi tunai menjadi nontunai dan hanya bisa di beberapa tempat, termasuk mal.(B01/B05)

_________________
Berita ini tayang di Kompas Siang edisi Selasa, 11 Agustus 2015. Berikut tautannya: Penerima Kartu Jakarta Pintar Masih Bingung

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Megapolitan
Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Megapolitan
Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli di Pilkada 2024?

Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli di Pilkada 2024?

Megapolitan
Aduan Masalah THR Lebaran 2024 Menurun, Kadisnaker: Perusahaan Mulai Stabil Setelah Pandemi

Aduan Masalah THR Lebaran 2024 Menurun, Kadisnaker: Perusahaan Mulai Stabil Setelah Pandemi

Megapolitan
Disnaker DKI Terima Aduan Terhadap 291 Perusahaan Soal Pembayaran THR Lebaran 2024

Disnaker DKI Terima Aduan Terhadap 291 Perusahaan Soal Pembayaran THR Lebaran 2024

Megapolitan
Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Sedang Mengandung Empat Bulan

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Sedang Mengandung Empat Bulan

Megapolitan
Pergaulan Buruk Buat Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi karena Konsumsi Narkoba...

Pergaulan Buruk Buat Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi karena Konsumsi Narkoba...

Megapolitan
Pria yang Tewas di Kamar Kontrakan Depok Tinggalkan Surat Tulisan Tangan

Pria yang Tewas di Kamar Kontrakan Depok Tinggalkan Surat Tulisan Tangan

Megapolitan
Pria di Cengkareng Cabuli Anak 5 Tahun, Lecehkan Korban sejak 2022

Pria di Cengkareng Cabuli Anak 5 Tahun, Lecehkan Korban sejak 2022

Megapolitan
Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Diberi Uang Rp 300.000 untuk Gugurkan Kandungan oleh Kekasihnya

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Diberi Uang Rp 300.000 untuk Gugurkan Kandungan oleh Kekasihnya

Megapolitan
Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Sudah Berpacaran dengan Kekasihnya Selama 3 Tahun

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Sudah Berpacaran dengan Kekasihnya Selama 3 Tahun

Megapolitan
Sang Kekasih Bawa Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading ke Jakarta karena Malu

Sang Kekasih Bawa Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading ke Jakarta karena Malu

Megapolitan
Kasus Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading Belum Terungkap Jelas, Polisi: Minim Saksi

Kasus Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading Belum Terungkap Jelas, Polisi: Minim Saksi

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jabodetabek Hari Ini: Waspadai Hujan di Pagi Hari

Prakiraan Cuaca Jabodetabek Hari Ini: Waspadai Hujan di Pagi Hari

Megapolitan
Terbukti Konsumsi Ganja, Chandrika Chika dkk Terancam Empat Tahun Penjara

Terbukti Konsumsi Ganja, Chandrika Chika dkk Terancam Empat Tahun Penjara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com