TANGERANG, KOMPAS.com - Krisis air bersih yang terjadi di Tangerang dan sekitarnya mendesak pemerintah setempat untuk gerak cepat mencari solusi dan antisipasi ke depannya. Langkah apa yang harus ditempuh dan apa saja yang bisa dilakukan untuk mencegah agar hal yang sama jangan terulang kembali.
Krisis air ini sudah terjadi hampir satu pekan, yakni dari Senin (10/8/2015) sampai hari ini. Debit air di Sungai Cisadane yang terus mengering, ditambah jebolnya salah satu pintu air dari Bendung Pasar Baru atau Pintu Air 10 menjadi penyebab utama hampir di semua wilayah Tangerang kehilangan pasokan air bersih.
Pengamat tata kota Yayat Supriatna menilai, pemerintah di Tangerang sebenarnya bisa mencegah supaya krisis air tidak terulang di kemudian hari. Langkah pencegahan bisa dilakukan sejak dini dengan memanfaatkan potensi alam, yaitu dengan cara menabung air selama musim hujan di situ dan waduk.
"Bagaimana seharusnya sekarang itu, yang paling penting, buat gerakan menabung air. Pada saat air melimpah, perlu wadah yang banyak. Pertanyaannya sekarang, berapa banyak situ atau waduk yang masih tersedia?" kata Yayat kepada Kompas.com, Jumat (14/8/2015).
Dikatakan Yayat, jika hal tersebut dilakukan dengan serius, tentunya dibarengi dengan perawatan sarana dan prasarana terkait seperti pintu air, maka Tangerang dipastikan akan keluar dari krisis air bersih. Namun, lanjut Yayat, kalau sama sekali tidak ada upaya menabung air, maka tidak ada cadangan air yang bisa diandalkan saat datang musim kemarau dan musibah jebolnya pintu air yang datang bersamaan seperti pada saat ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.