Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu Hayriantira Duga Pembunuhan Anaknya Direncanakan oleh Lebih dari Satu Orang

Kompas.com - 19/08/2015, 18:37 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Ibunda Hayriantira alias Rian, Rukmila (58), menduga pembunuhan anaknya direncanakan oleh lebih dari satu orang. Rukmila juga ragu anaknya masih hidup saat dibawa ke hotel oleh pembunuhnya, AW alias AK (38).

Dalam peristiwa pembunuhan ini, AW mengaku membunuh mantan Asisten Presiden Direktur perusahaan telekomunikasi itu di Hotel Cipaganti di Garut, Jawa Barat, 30 Oktober 2014, dengan cara dibekap. Lalu, Rian dimasukkan ke bak mandi air panas di kamar hotel itu.

Hasil rekaman kamera CCTV Hotel Cipaganti pun memperlihatkan mobil Honda Mobilio milik Rian yang dipasangi pelat nomor palsu datang ke hotel, lalu diparkir di kamar nomor 5.

Mobil itu diparkir dengan posisi bagasi yang terhindar dari sorotan kamera CCTV atau bagasi mobil berada dekat dengan pintu kamar hotel. (Baca: AW Diduga Pelaku Tunggal)

Saat itu, AW keluar mobil lebih dulu, lalu celingak-celinguk di depan mobil. Baru kemudian ada seorang lainnya keluar dari kursi depan mobil. "Saya tak yakin orang yang keluar kedua dari mobil itu anak saya," ucap Rukmila ketika dihubungi Warta Kota, Rabu (19/8/2015).

Menurut Rukmila, ada perbedaan postur dan gaya antara orang tersebut dan Rian. "Pertama, dari bentuk pundaknya saja saya sudah yakin itu bukan Rian. Kemudian, orang yang keluar belakangan dari mobil itu memakai pakaian seperti baju laki-laki. Setahu saya, Rian tak pernah bergaya begitu," kata Rukmila. (Baca: Polisi: Keterangan Pembunuh Hayriantira Masih Sama Setelah Diperiksa Ulang)

Rukmila mengatakan, dari cara memasukkan mobilnya dengan bagian bagasi mobil didekatkan dengan pintu kamar hotel, selalu ada kemungkinan ada sesuatu yang dikeluarkan dari bagasi mobil tanpa terekam kamera CCTV.

Maka dari itu, saat ini Rukmila ingin mendapatkan hasil forensik untuk mengetahui lebih jauh kapan sebenarnya Rian meninggal. Apakah benar pada 30 Oktober 2015 atau sebelumnya. (Theo Yonathan Simon Laturiuw)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Warta Kota
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kenangan Masa Kejayaan Manusia Sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Dulu Bisa Bangun Rumah, Kini Makan Pun Susah

Kenangan Masa Kejayaan Manusia Sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Dulu Bisa Bangun Rumah, Kini Makan Pun Susah

Megapolitan
Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Megapolitan
Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Megapolitan
Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Megapolitan
Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong Atas Dugaan Penistaan Agama

Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong Atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Megapolitan
Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Megapolitan
Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Megapolitan
Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Megapolitan
Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Uang Para Korban Dipakai Pelaku untuk Trading

Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Uang Para Korban Dipakai Pelaku untuk Trading

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Arogansi Sopir Fortuner yang Mengaku Anggota TNI | Masyarakat Diimbau Tak Sebar Video Meli Joker

[POPULER JABODETABEK] Akhir Arogansi Sopir Fortuner yang Mengaku Anggota TNI | Masyarakat Diimbau Tak Sebar Video Meli Joker

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI Palsu Bakal Jalani Pemeriksaan Psikologi

Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI Palsu Bakal Jalani Pemeriksaan Psikologi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com