Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Pengembang Pasangi Tembok Kontrakan Warga di Lubang Buaya

Kompas.com - 25/08/2015, 13:46 WIB
Tangguh Sipria Riang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak pengembang dari Santosa Residence mengatakan pemasangan tembok di depan kontrakan milik keluarga Fahrul, warga Rt 03/10, Lubang Buaya, Jakarta Timur sudah sesuai kesepakatan.

Pihak pengembang beralasan bahwa pemagaran tersebut dilakukan agar dapat membatasi lahan milik Santosa Residence dengan tanah warga.

"Biar nyaman saja. Namanya juga cluster. Dengan adanya pemagaran, supaya tidak ribut dengan warga lain," ujar salah satu petugas Marketing Santosa Residence, Jul Barus, Selasa (25/8/2015).

Menurut Jul, pemasangan beton tersebut tidak terlalu bermasalah, mengingat kontrakan keluarga Fahrul memiliki dua akses keluar masuk kontrakan.

"Mereka kan ada dua jalur keluar itu. Selain lewat jalan masuk cluster yang kita tembok, ada jalur satu lagi lewat belakang," kata Jul.

Pihak pengembang mengklaimhal tersebut berdasarkan hasil pengukuran resmi dari pihak Badan Pertanahan Nasional. "Dari BPN kok yang mengukur. Jalur resmi (kontrakan) itu lewat belakang," ujarnya. (Baca: Tolak Bayar Rp 50 Juta untuk Pelebaran Jalan, Depan Kontrakan Ditembok)

Pembangun cluster tersebut, kata Jul, sejak berlangsung sejak setahun lalu. Hingga saat ini, sudah ada 12 unit cluster tipe 72 yang terbangun dari 17 unit yang ditargetkan.

Selain pembangunan cluster, akses jalan masuk menuju jalan Raya Jalan Rawa Binong juga ikut dibangun untuk memudahkan para penghuninya.

Sebelumnya, Fahrul merasa dirugikan setelah bagian depan kontrakan milik keluarganya ditembok oleh pihak pengembangan Santosa Residence. 

Sebab, tembok dengan ukuran tinggi lebar 2x20 meter persegi itu, menutupi pintu masuk kontrakan empat pintu yang dikelola ibunya.

Pemasangan tembok yang dibangun sejak seminggu lalu itu merupakan imbas dari penolakan keluarga Fahrul terkait permintaan dana pelebaran jalan yang dilakukan pengembang sebesar Rp 50 juta. "Kok harus bayar, itu kan jalan bersama. Awalnya cuma selebar 1,2 meter," kata Fahrul.

Untuk diketahui, pihak pengembang Santosa Residence, melibatkan dan meninggikan jalan sempit tersebut setelah membeli lahannya. "Kita masih mencari keadilan terhadap kontrakan ibu saya yang ditembok. Soalnya, secara hukum itu sah tanah keluarga saya selama 15 tahun," ujarnya.

Keluhan Fahrul tersebut diposting di media sosial (medsos) karena dia tidak tahu harus mengadu ke mana. Fahrul mengaku pesimistis laporannya bakal diabaikan jika melaporkan hal tersebut ke institusi pemerintahan atau kepolisian.

"Saya ini orang kecil, enggak mengerti hukum. Jadi, cuma bisa mengadu lewat medsos saja," ucap Fahrul.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh 'Pelanggannya' karena Sakit Hati

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh "Pelanggannya" karena Sakit Hati

Megapolitan
12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

Megapolitan
Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng Positif Konsumsi Narkoba

Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng Positif Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Ada di Lokasi yang Sama, Anggota Polres Jaktim Mengaku Tak Tahu Rekan Sesama Polisi Pesta Sabu

Ada di Lokasi yang Sama, Anggota Polres Jaktim Mengaku Tak Tahu Rekan Sesama Polisi Pesta Sabu

Megapolitan
Warga Serpong Curhat Air PDAM Sering Tak Mengalir ke Perumahan

Warga Serpong Curhat Air PDAM Sering Tak Mengalir ke Perumahan

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Jadi Tersangka

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Jadi Tersangka

Megapolitan
Pipa PDAM Bocor, Warga Serpong Tak Dapat Air Bersih Berjam-jam

Pipa PDAM Bocor, Warga Serpong Tak Dapat Air Bersih Berjam-jam

Megapolitan
Antar Mobil Teman, Anggota Polres Jaktim Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi

Antar Mobil Teman, Anggota Polres Jaktim Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil di Kelapa Gading Bukan Dibunuh Kekasih, tapi Tewas Saat Berupaya Menggugurkan Janinnya

Wanita Hamil di Kelapa Gading Bukan Dibunuh Kekasih, tapi Tewas Saat Berupaya Menggugurkan Janinnya

Megapolitan
Dukcapil DKI Sebut Setiap Warga Terdampak Penonaktifan NIK Dapat Pemberitahuan

Dukcapil DKI Sebut Setiap Warga Terdampak Penonaktifan NIK Dapat Pemberitahuan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pria yang Minta THR dengan Peras Petugas Minimarket di Cengkareng

Polisi Tangkap Pria yang Minta THR dengan Peras Petugas Minimarket di Cengkareng

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Megapolitan
2 Pria Dikepung Warga karena Diduga Transaksi Narkoba, Ternyata Salah Paham

2 Pria Dikepung Warga karena Diduga Transaksi Narkoba, Ternyata Salah Paham

Megapolitan
Hasil Tes Urine Negatif, Anggota Polres Jaktim Dibebaskan Usai Ditangkap dalam Pesta Narkoba

Hasil Tes Urine Negatif, Anggota Polres Jaktim Dibebaskan Usai Ditangkap dalam Pesta Narkoba

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com