Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perampok Modus Pecah Ban Mobil Incar Pelanggan "Money Changer"

Kompas.com - 25/08/2015, 17:58 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komplotan perampok bermodus pecah ban mobil di Jakarta memiliki kriteria khusus terkait korbannya. Mereka mengincar masyarakat yang telah menukar uang di tempat money changer.

Komplotan pecah ban mobil ini berjumlah lima orang yakni, Julio, Doni, Iswanto, Albert, Ando dan Yanto. Kelimanya membuntuti korbannya bernama Muhammad Junaedi setelah menukar uang di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (30/7/2015).

"Yanto dan Andi masuk dalam Money Chnger untuk berpura-pura akan menukarkan uang," kata Direktur Reserse Kriminal Umun Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti di Jakarta, Selasa (25/8/2015).

Keduanya mengintai dan mencari sasaran saat di dalam money changer. Setelah mendapat informasi, Yanto dan Ando menelepon tersangka lainnya, Doni dan Julio untuk mengikuti korbannya.

"Sampai di Lampu Merah Tugu Tani, mobil berhenti. Kemudian Doni langsung turun dari mobil dan memasang paku penyangga payung yang sudah disiapkan sebelumnya," kata Krishna.

Paku tersebut di pasang dengan cara diikatkan di sendal jepit dan langsung ditancapkan ke ban belakang mobil. Karena ditaruh paku, ban pun langsung kempes dalam jarak beberapa meter setelah lampu lalu lintas.

"Si korban pun turun dari mobil. Doni menghampiri dan bertugas untuk mengalihkan. Sedangkan Julio memecahkan kaca dan mengambil uang," kata Krishna.

Korban pun tak berdaya dengan aksi tersebut. Komplotan itu berhasil menggasak uang Junaedi dengan jumlah Rp 65 juta.

"Kalau melawan akan dilakukan kekerasan dengan senjata tajam yanh dibawa oleh pelaku," kata Krishna.

Tiga orang tersangka, Julio, Doni dan Albert akhirnya ditangkap oleh Unit 1 Subdit Jatanras Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya pada tanggal 8 dan 9 Agustus 2015 di tempat berbeda. Sementara itu, Ando dan Yanto masih buron.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com