Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Juga Dipanggil Go-Jek dan GrabBike, Ratusan Orang Ini Pilih Blu-Jek

Kompas.com - 26/08/2015, 13:29 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Peminat pekerjaan ojek berbasis aplikasi yang menjamur membuat para pendaftarnya harus menunggu waktu lama untuk diterima menjadi pengojek. Alhasil, sambil menunggu panggilan dari lembaga pengelola ojek berbasis aplikasi yang sudah eksis, seperti Go-Jek dan GrabBike, banyak orang yang memilih ojek berbasis aplikasi lainnya, yakni Blu-Jek.

Meskipun belum resmi diluncurkan, ratusan orang telah memenuhi kantor lembaga pengelola ojek berbasis aplikasi itu di kawasan Gandaria Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan.

Mereka mengaku hendak mendaftar menjadi pengendara Blu-Jek. Didi (60) adalah satu di antaranya. Pria yang merupakan warga Pasar Minggu ini baru saja pensiun menjadi karyawan Jasa Marga. Untuk mengisi waktunya, ia pun berminat menjadi pengojek berbasis aplikasi.

"Saya sudah apply ke Go-Jek dan GrabBike, tetapi belum ada panggilan sampai sekarang. Makanya, tahu ada bukaan Blu-Jek ini, jadinya mau coba saja," kata dia di sekitar kantor Blu-Jek, Rabu (26/8/2015).

Selain Didi, ada pula orang yang memang sebelumnya merupakan pengojek dan ingin mencoba menjadi pengojek berbasis aplikasi. Misalnya Joko (32), yang biasa mangkal di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

"Ojek aplikasi kan memang lagi ngetren ya. Lama-lama ojek pangkalan ditinggalin, makanya saya cepat-cepat daftar. Saya daftar semuanya (aplikasi ojek). Mana yang paling cepat memanggil, saya ambil," kata pria yang sudah dua tahun menjadi pengojek ini.

Fahmi (29), karyawan sebuah restoran ayam goreng, pun berniat banting setir menjadi pengojek. Kegiatannya yang padat karena juga memiliki sebuah band membuat ia ingin menjadi pengojek yang waktu kerjanya lebih fleksibel.

Ia mengaku sudah mendatangi beberapa perekrutan dari lembaga pengelola ojek berbasis aplikasi. Namun karena sangat penuh, ia belum juga menaruh lamarannya di tempat mana pun.

"Saya tadi dapat nomor urutan ke-200.000. Mau sampai kapan saya menunggu? Akhirnya saya ke sini dulu (Blu-Jek), siapa tahu bisa cepat," kata warga Tanah Abang ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com