Namun, betapa kecewanya mereka saat ternyata pendaftaran kloter pertama sudah ditutup. Mereka pun harus menunggu pembukaan kloter pendaftaran berikutnya pada akhir September mendatang.
"Mohon maaf pendaftaran sudah ditutup, bisa dicoba lagi nanti akhir September," kata seorang petugas di depan pintu kantor tersebut, Rabu (26/8/2015).
Alhasil, tidak sedikit peminat yang mengeluh. Misalnya Supardi (45), yang sudah datang ke sana membawa syarat-syarat yang dibutuhkan, tetapi belum bisa mendaftar.
"Saya sudah jauh-jauh datang nih, masa taruh lamaran saja enggak boleh?" tanyanya dengan nada kesal kepada petugas.
Petugas pun hanya menggelengkan kepala sambil memohon maaf supaya Supardi datang lagi pada jadwal perekrutan yang sudah ditentukan.
Fadli (28), karyawan swasta yang berminat menjadi pengojek, pun mengeluhkan hal yang sama. Ia baru mendapatkan informasi perekrutan Blu-Jek semalam. Maka dari itu, ia baru mendatangi kantor tersebut pada siang ini.
Ia tidak mengetahui bahwa perekrutan ternyata sudah ditutup. Ia yang sudah mendaftar ojek berbasis aplikasi lainnya, seperti Go-Jek dan GrabBike, pun mengeluh karena belum juga mendapat panggilan. Peminatnya yang banyak membuat ia belum juga diterima menjadi pengojek.
"Mau jadi tukang ojek saja susahnya minta ampun.... Jakarta oh Jakarta," kata Fadli.
Petugas Marketing Commercial Blu-Jek, Arlingga Putranto, mengatakan, mereka yang ingin jadi pengojek Blu-Jek memang sudah sangat banyak. Padahal, penyedia layanan ojek berbasis aplikasi itu belum juga beroperasi.
"Sudah tembus sekitar 3.000 orang, padahal kami baru launching (peluncuran) pada 12 September mendatang. Makanya sekarang kami stop dulu," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.