JAKARTA, KOMPAS.com - Pemandangan unik terjadi di Blok D Rusunawa Cipinang Besar Selatan (Cibesel), Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu (26/8/2015). Seorang warga menunjuk warga lainnya, untuk menjadi ketua RT di Blok D. Warga yang ditunjuk pun menunjuk balik orang yang telah menunjuknya, yang dianggap pantas memimpin blok berkapasitas 100 penghuni tersebut.
"Nih dia, Bu RT kita. Eh, calon Bu RT maksudnya," ujar Waristo (35), salah satu warga di Blok D unit 307, Rabu (26/8/2015).
Seorang wanita yang ditunjuk, Atik (33), menggeleng dan menunjuk balik Waristo yang disebut sebagai kandidat kuat ketua RT 18 tersebut. "Bukan saya, tapi dia (Waristo) calon kuatnya," ujar Atik.
Kelakar warga Blok D tersebut tak hanya berlaku bagi Waristo dan Atik. Beberapa warga lainnya juga kerap melakukan hal yang sama saat ditanyakan pertanyaan serupa, "siapa ketua RT-nya?". Maklum, hingga saat ini, belum ada tanda-tanda kepengurusan RT yang tergabung dalam RW 05, Cipinang Besar Selatan tersebut.
Padahal, sudah empat bulan berjalan sejak warga relokasi dari bantaran Kali Ciliwung di sekitar Cibesel menghuni 56 unit rusun di Blok D. Apalagi, tiga dari lima blok yang ada telah memiliki ketua RT masing-masing.
Secara berurutan, Blok A-C tercatat sebagai RT 15-17. Sedangkan untuk Blok D dan E, secara otomatis akan berstatus sebagai RT 18 dan 19. "Mau enggak mau jadi saling tunjuk. Soalnya tidak ada yang mengajukan diri," ujar Waristo.
Menurut ayah empat anak tersebut, seluruh mantan warga relokasi di blok D itu sebelumnya tergabung dalam RW 06. Untuk itu, mereka meminta agar data baru nanti, warga tetap dimasukkan ke dalam lingkungan RW 06. Namun, hal tersebut tidak dikabulkan dan warga di Blok D akan tergabung dengan RW 05, seperti blok A-C sebelumnya.
Meski demikian, upaya warga untuk meminta pihak kelurahan agar segera menentukan ketua RT belum membuahkan hasil. Sehingga, dua minggu ke depan, proses usulan ketua RT sudah bisa diajukan dan langsung dilakukan pemilihan.
"Staf Lurah juga sudah datang. Jadi, desakan warga terkait pembentukan berangkat RT sudah disampaikan. Jangan sampai mereka (Pemerintah) yang pindahin kita, tapi enggak ngurusin," tutur Waristo.
Warga lainnya, Lina (37), menimpali, perangkat RT memang sangat diperlukan guna memfasilitasi setiap keluhan warga. Sehingga, warga tidak perlu bingung saat hendak mengadukan keluhannya terkait kondisi rusun.
"Repot juga kalau seluruh warga harus melapor ke pihak pengelola. Kalau ada (ketua) RT, bisa ditampung sekaligus dan disampaikan ke pengelola atau perangkat pemerintah di atasnya," ucap Lina.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.