Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Polisi Tumpas "Provokator" di Rusunawa Jatinegara Barat

Kompas.com - 27/08/2015, 14:58 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menjelang siang, penghuni Rusunawa Jatinegara Barat terlihat berkumpul di lobi. Mereka saling bercerita mengenai pengalaman mereka yang baru saja digusur di tempat tinggal mereka, Kampung Pulo.

"Saya di kamar tuh sudah kayak ikan cue, dempet-dempetan. Makanya daripada sumpek mendingan ke bawah saja," ujar salah seorang warga, Kamis (27/8/2015).

Tiba-tiba, seorang warga menghampiri sekumpulan itu. Dia menceritakan bahwa penghuni kontrakan di Kampung Pulo bisa mendapatkan satu unit rusun. Padahal, masih banyak penghuni lain yang membutuhkan unit tersebut.

Penghuni yang dia klaim lebih membutuhkan itu menempat satu unit rusun bersama enam anggota keluarga lainnya.

Ketua Tim Negosiator Polres Metro Jakarta Timur Komisaris Dewi Setyowati ikut mendengarkan obrolan warga tersebut. Dia mengimbau kepada pria tersebut untuk tidak menyalahkan lurah atas pembagian unit rusun.

"Lurah itu kan mengikuti perintah, Pak. Dia kan pasti menceritakan kondisi di sini kepada atasannya. Mungkin atasannya bilang, warga yang dulu mengontrak bisa dapat rusun. Ya dia mengikuti dong," ujar Dewi. "Kalau begini, namanya bapak sudah melakukan provokasi," kata Dewi.

Mereka pun akhirnya terlibat obrolan bersama Dewi. "Tetapi Bu, pejabat itu waktu kampanye, janji-janjinya manis sekali ke kita. Giliran sudah terpilih lupa," ujar warga.

"Wah, saya kalau kampanye juga pasti promosiin yang bagus-bagus ke warga. Tetapi setelah saya dipilih, tanggung jawab saya kan lebih besar. Konsentrasi saya tidak hanya kepada satu dua orang saja tetapi warga lainnya. Jadi bukannya lupa," jawab Dewi.

"Relokasi ini kan bukan proyek kecil Pak dan Ibu. Ini proyek besar mengurus nyawa manusia. Jadi pahami kalau ada kekurangan," ucap Dewi. "Iya Bu, tetapi saya kan cuma mau tanya doang ke lurah. Kenapa yang mengontrak bisa dapat tetapi yang keluarganya banyak enggak," ujar warga.

"Ya kalau begitu tanya ke lurah. Bapak tidak perlu bicara seperti itu kepada warga lain karena itu termasuk provokasi loh Pak. Orang yang sedang kesusahan, sedang gamang, itu mudah terprovokasi Pak," ujar Dewi.

Setelah mendengar ucapan Dewi, warga pun mengangguk-angguk tanda mengerti. "Siap bu. Saya paham sekarang Bu. Jadi saya mohon maaf kalau ada salah," ujar warga mengerti.
"Nah begitu dong Pak" jawab Dewi.

Atas hal itu, Dewi mengatakan tim negosiator memang diturunkan ke Rusunawa Jatinegara Barat untuk memberi pemahaman kepada warga.

Hal tersebut agar warga tidak mendapat informasi yang salah tentang relokasi ini. Sekaligus, untuk menenangkan hati warga.

Salah satu caranya adalah dengan membaur dalam kumpul-kumpul warga seperti siang ini.
"Tugas kita memang untuk antisipasi. Pencegahan, pelayanan terutama ibu-ibu itu emosinya cepat naik turun yah. Kayak tadi, mereka sedang duduk-duduk gitu lalu ada orang yang memprovokasi. Informasi sedikit pun bisa jadi kepikiran dan tambah stres," ujar Dewi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Megapolitan
Rute Transjakarta 2E Rusun Rawa Bebek-Penggilingan via Rusun Pulo Gebang

Rute Transjakarta 2E Rusun Rawa Bebek-Penggilingan via Rusun Pulo Gebang

Megapolitan
Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com