Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lurah: Lima Gubernur Tak Ada yang Berani Bongkar, Baru Pak Ahok

Kompas.com - 28/08/2015, 08:41 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sebuah kisah diceritakan oleh Lurah Kampung Melayu Bambang Pangestu mengenai pembongkaran Kampung Pulo serta relokasi warganya. Bambang mengatakan, momen ini telah mengingatkan dia pada kejadian sekitar 23 tahun yang lalu pada tahun 1992.

"Ketika itu, saya belum jadi PNS (pegawai negeri sipil). Saya masih jadi relawan di PMI (Palang Merah Indonesia)," ujar Bambang di Rusunawa Jatinegara Barat, Kamis (27/8/2015).

Pada saat itu, Bambang mengatakan, PMI terlibat suatu program bersama dengan ilmuwan dari Institute Teknologi Bandung (ITB). Program tersebut bertujuan untuk mencari solusi masalah banjir di DKI Jakarta.

Kawasan Kampung Pulo merupakan kawasan yang dikunjungi Bambang serta para ilmuwan ketika itu. Bambang mengatakan, mereka tidak hanya meneliti dari luar, tetapi juga ikut masuk ke dalam Kampung Pulo dan melihat secara langsung gaya hidup warga.

Setelah memetakan permasalahan dan melihat langsung kondisi Kampung Pulo, Bambang beserta ilmuwan lain akhirnya menemukan solusi.

"Waktu itu, kami berkesimpulan, ini bakal bagus banget kalau Sungai Ciliwung diperlebar, terus dibikin jalan inspeksi. Warga yang tinggal di sana direlokasi. Kalau seperti itu, pasti tidak banjir," ujar Bambang.

Akan tetapi, waktu itu dia bukan pembuat kebijakan. Dengan demikian, solusi yang ditemukan tidak bisa dilaksanakan begitu saja. Ternyata, solusi yang dipikirkan oleh Bambang 23 tahun lalu merupakan solusi yang dilaksanakan dalam pembongkaran Kampung Pulo saat ini. Semuanya sama.

Dia pun tidak menyangka, pembongkaran akan dilakukan saat dia menjabat sebagai lurah Kampung Melayu. Setelah menjadi lurah, Bambang mengaku hanya patuh pada perintah Gubernur serta atasannya.

Apa pun yang diperlukan untuk pembongkaran itu, dia siapkan. Mulai dari pendataan penduduk hingga memilih rusun.

Bambang mengatakan, semua ini seakan membawa dia kembali pada masa-masa menjadi relawan itu. Dia tidak menyangka bahwa setelah puluhan tahun ke depan, dia menjadi pelaksana pembongkaran Kampung Pulo itu demi menuntaskan banjir Jakarta.

"Kalau saya berdiri di dekat jembatan tuh, lihat Kampung Pulo sudah rata, roda seperti berputar. Saya jadi ingat, itu adalah tempat yang pernah saya kunjungi puluhan tahun lalu. Penyelesaiannya persis yang saya bayangkan saat itu. Aduh, saya sampai merinding nih ceritanya," ujar Bambang.

Bambang mengatakan, baru Basuki Tjahaja Purnama, gubernur yang berani melaksanakan solusi "gila" tersebut. Selama ini, warga Kampung Pulo sudah sering mendengar bahwa kawasannya akan digusur. Akan tetapi, hal itu tidak kunjung dilakukan. Bambang pun menganggap warga menjadi terlena dan mengentengkan rencana pembongkaran itu. Mereka sampai berani membangun rumah mereka lagi.

"Sudah lima gubernur, enggak ada yang jadi bongkar. Mereka juga jadi bodo amat, akhirnya bangun rumah lagi. Baru Pak Ahok nih yang akhirnya berani membuat keputusan itu. Kata Bapak, 'Bereskan'," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menilik Padi Apung Waduk Elok Cakung, Solusi untuk Sawah Kebanjiran

Menilik Padi Apung Waduk Elok Cakung, Solusi untuk Sawah Kebanjiran

Megapolitan
Sopirnya di Bawah Umur, Pemilik Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Bakal Diperiksa Polisi

Sopirnya di Bawah Umur, Pemilik Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Bakal Diperiksa Polisi

Megapolitan
Polisi Belum Tahan Sopir Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama

Polisi Belum Tahan Sopir Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama

Megapolitan
Mobil Patroli Polisi di Jakarta Selatan Dibawa Kabur Jambret yang Sedang Diamankan

Mobil Patroli Polisi di Jakarta Selatan Dibawa Kabur Jambret yang Sedang Diamankan

Megapolitan
Polisi Masih Dalami Motif Oknum Sopir Grab Culik dan Peras Penumpang

Polisi Masih Dalami Motif Oknum Sopir Grab Culik dan Peras Penumpang

Megapolitan
Momen Peserta Sanlat Ekspresi Baznas Diminta “Push Up” Karena Ketiduran saat Ada Seminar

Momen Peserta Sanlat Ekspresi Baznas Diminta “Push Up” Karena Ketiduran saat Ada Seminar

Megapolitan
Polisi Amankan 1 Mobil sebagai Barang Bukti Kasus Pemerasan yang Dilakukan Sopir Grab

Polisi Amankan 1 Mobil sebagai Barang Bukti Kasus Pemerasan yang Dilakukan Sopir Grab

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Megapolitan
Seorang Ibu Diduga Menipu, Jual Cerita Anak Sakit lalu Minta Uang Rp 300.000

Seorang Ibu Diduga Menipu, Jual Cerita Anak Sakit lalu Minta Uang Rp 300.000

Megapolitan
Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Megapolitan
Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Megapolitan
Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Megapolitan
Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com