Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Jualan Tomat di Bundaran Hotel Indonesia

Kompas.com - 30/08/2015, 10:54 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Para kader dan simpatisan Partai Keadilan Sejahtera menggelar aksi jualan tomat di kegiatan hari bebas kendaraan bermotor atau car free day di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Minggu (30/8/2015). Tomat yang dijual dibanderol dengan harga Rp 5.000 per kilogram.

Koordinator aksi, Ihsan Fadilla mengatakan tujuan dilakukannya kegiatan tersebut adalah untuk membantu petani tomat seiring dengan semakin anjloknya harga komoditas tersebut.

Ia menyebut dalam beberapa hari terakhir harga pasaran tomat di tingkat petani hanya sekitar Rp 300 per kilogram.

"Padahal untuk bisa menikmati hasil jerih payahnya, harusnya harga minimal Rp 2.500 (per kilogram). Ini yang mau kita bantu," kata Ihsan. (Baca: Aksi Bantu Petani yang Rugi, Tomat di Parkiran Kemendag Ludes Terjual)

Dia mengatakan tomat-tomat yang mereka beli berasal dari para petani di daerah Gunung Slamet, Banjarnegara, Jawa Tengah. Jumlah totalnya mencapai 6 ton. Ihsan menyebut PKS membeli 6 ton tomat itu dengan harga Rp 2.500 per kilo. 

Menurut dia, aksi jualan tomat di Bundaran HI hanyalah penutup dari rangkaian aksi distribusi tomat yang mereka lakukan ke sejumlah pasar tradisional yang ada di Jabodetabek, seperti di Pasar Kramatjati, Pasar di Depok, Bekasi, maupun Tangerang. "Alhamdulillah, 6 ton tomat yang kita beli semuanya habis," ujar dia.

Seperti halnya di Bundaran HI, Ihsan menyebut tomat yang mereka jual di sejumlah pasar tradisional juga dibanderol dengan harga Rp 5.000 per kilogram. Ia menyebut harga tersebut berada di bawah harga pasar.

"Saat ini, pasaran di Jakarta dan sekitarnya Rp 7.000-8.000. Jadi kita beli dari petani dengan harga yang lebih mahal, tetapi kita jual dengan harga yang murah. Kita tidak mengambil keuntungan," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Selain Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Selain Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Keluarga Pemilik Toko Bingkai 'Saudara Frame' yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Keluarga Pemilik Toko Bingkai "Saudara Frame" yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Megapolitan
 Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Megapolitan
Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Satu Keluarga atau Bukan

Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Satu Keluarga atau Bukan

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Megapolitan
Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Megapolitan
Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran 'Saudara Frame'

Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran "Saudara Frame"

Megapolitan
Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Megapolitan
Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Megapolitan
Identitas 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Belum Diketahui

Identitas 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Belum Diketahui

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com