"Enggak ada mesinnya, kosong. Mesinnya dipakai untuk bus lain yang masih jalan. Atau kaniballah istilahnya," ujar lelaki paruh baya yang tidak menyebutkan namanya itu.
Menurut pengemudi yang telah bekerja selama 4 tahun tersebut, bus-bus yang terbakar itu diproduksi sekitar 9 tahun lalu saat peluncuran bus transjakarta. Bus-bus itu produksi Daewoo, Korea Selatan.
Saat dikonfirmasi, Direktur Operasional PT Trans Batavia Jabes Sihombing membantah adanya kanibalisasi mesin bus.
"Mesinnya itu sudah enggak bisa dipakai lagi, jadi sudah berupa blok-blok besi, enggak bisa dipakai lagi, istilahnya dihanggar atau digudangkan," ujarnya saat dihubungi.
Meski begitu, Jabes mengakui masih ada beberapa bagian mesin yang diambil untuk digunakan jika PT Trans Batavia kekurangan suku cadang dan pengiriman suku cadang tersebut terlambat dari supplier. Sedangkan secara total, blok mesin tersebut tidak dapat digunakan.
"Jadi bukan kanibal, kalau kanibal kan mobil masih bagus, terus dicopot-copotin ke bus yang masih jalan, kalau ini kan sudah tua," kata Jabes.
Seperti diketahui, 18 bus transjakarta telah hangus terbakar kemarin. Hingga saat ini, penyebab pasti kebakaran tersebut belum diketahui.
Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri yang akan menyelidiki penyebab kebakaran tersebut pun belum tiba di lokasi pul PT Trans Batavia. (Nursita Sari)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.