Peneliti kampung dan kota dari Rujak Center for Urban Studies sekaligus koordinator, Dian Tri Irawaty, mengatakan, penghuni tergerak melakukan aksi karena permasalahan air bersih tersebut sudah semakin parah.
"Tidak ada air bersih yang disalurkan. Makanya, warga harus beli air seharga Rp 20.000 tiap harinya dan pengeluaran mereka untuk air bersih mencapai Rp 600.000 per bulan. Belum lagi air galon untuk minum. Total, bisa habis hingga Rp 800.000 per bulan," kata Dian di Balai Kota.
Ada sekitar lima bus menampung warga yang melakukan aksi unjuk rasa. Menurut Dian, warga Muara Baru patungan mengumpulkan uang untuk menyewa kendaraan ke Balai Kota.
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama berjanji segera memperbaiki layanan air bersih di sana. Biasanya, lanjut dia, penghuni memang kerap membeli air. "Memang kami lagi mau perbaiki, mau dibenerin airnya," kata Basuki.
Aksi unjuk rasa hanya berlangsung sekitar 30 menit. Perwakilan penghuni akhirnya ditemui oleh perwakilan Badan Kesatuan Kebangsaan Politik (Bakesbangpol) dan Satpol PP.
Mereka membawa spanduk yang bertuliskan kalimat protes, seperti "Kami Penghuni Rusun Waduk Pluit Butuh Air Bersih!! Menolak Air Waduk yang Penuh Ulat dan Kuning".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.