Kepala Biro Umum Setda Provinsi DKI Jakarta Agustino Darmawan mengungkapkan, beragam suvenir, aneka kuliner, dan bazar merupakan hasil kerja sama dengan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda), Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), dan usaha kecil dan menengah (UKM).
"Kalau makanan di sini harus yang BPOM persyaratannya," kata Agustino.
Selain dari UKM, lanjut dia, pedagang yang berjualan makanan pun berasal dari pedagang-pedagang kaki lima (PKL). Demi kebaikan pengunjung, pihak Balai Kota memilih pedagang yang bersih dan berkualitas.
"Kalau tidak dipilih, nanti jualan apa pun bisa masuk nanti, bagaimana dong," kata Agustino.
Hari kedua pasca-diresmikannya wisata Balai Kota, Agustino merasa masih banyak yang perlu dievaluasi terkait teknis belanja, khususnya mengenai pembayaran yang dilakukan oleh pengunjung.
"Kita akan evaluasi terus. Saya nanti hari Selasa akan evaluasi, belanja itu harus pakai voucer. Kenapa? Karena akan dilaporin sama pimpinan, berapa sih hari ini yang lakunya dan yang tidak laku nanti dicatat agar yang tidak laku pedagangnya diganti jadi yang lebih bagus dan yang tidak laku dibina," kata Agustino.
Menurut dia, setelah evaluasi, mulai minggu depan, setiap transaksi belanja oleh pengunjung harus menggunakan voucer. "Pakai voucher ya supaya bisa dikontrol apakah ada peningkatan daya beli masyarakat. selain itu, kita juga harus memberi fasilitas pedagang kaki lima," ujarnya.
Sementara itu, mengenai bentuk voucer yang akan digunakan dalam transaksi belanja oleh pengunjung di Wisata Balai Kota, hal itu nantinya akan ditentukan oleh pihak UKM.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.