Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Harus Tolak Dana CSR dari Anak Perusahaan Rokok

Kompas.com - 13/09/2015, 14:47 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pembangunan ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) di DKI disebut ada yang melibatkan dana corporate social responsibility (CSR) dari perusahaan rokok. Hal ini dianggap menyalahi aturan Perda Nomor 1 Tahun 2015 tentang larangan penyelenggaraan reklame rokok dan produk tembakau.

CSR dari perusahaan rokok pada RPTRA juga dikhawatirkan justru menarik remaja dan anak menjadi perokok. Hal ini terungkap dalam diskusi publik Anak Jakarta Bebas dari Kepungan Asap, Iklan, dan Sponsor Rokok, yang digelar Forum Warga Kota Jakarta (Fakta) di Bakoel Koffe, Jakarta Pusat, Minggu (13/9/2015).

Narasumber yang diundang dalam diskusi ini ialah Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi, warga pembuat petisi soal pelanggaran rokok di Mall Pluit Village, Elysabeth Ongkojoyo dan Citra Demi Karina, pembuat surat terbuka untuk Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengenai keterlibatan anak perusahaan rokok untuk pembangunan RPTRA dari CSR, serta Ketua Fakta Azaz Tigor Nainggolan.

Citra menyayangkan rencana pembangunan RPTRA dari salah satu anak perusahaan rokok terkemuka di Kedoya Utara dan Tambora, Jakarta Barat. Pasalnya, dari pemantauannya di berita, Pemprov DKI akan mengizinkan anak perusahaan rokok tersebut mencantumkan namanya di RPTRA yang akan dibangun.

"Kami khawatir keterlibatan anak perusahaan rokok dalam membangun RPTRA akan dimanfaatkan untuk membangun citra baik perusahaan rokok," kata Citra.

Meski perusahaan itu bukan perusahaan rokok langsung, dia khawatir merek perusahaan yang dicantumkan nanti di RPTRA di dua wilayah Jakarta Barat itu akan mengundang remaja atau anak mencari tahu mengenai perusahaan itu.

Dia lalu berharap Gubernur DKI dapat menolak dana dari CSR perusahaan rokok. Citra sudah menyampaikan kepada Gubernur melalui surat terbuka yang dikirimnya tanggal 1 September 2015 lalu.

"Saya ingin agar perusahaan rokok tidak dilibatkan dalam pembangunan taman," ujar dia.

Sementara itu, Azaz Tigor Nainggolan berharap Pemprov DKI dapat terus berkomitmen dalam penegakan kawasan dilarang rokok, termasuk menolak CSR dari perusahaan rokok untuk pembangunan RPTRA.

"Dengan RPTRA juga hati-hati bisa jadi iklan terselubung dari perusahaan rokok. Dalam Perda tentang iklan enggak boleh ada iklan rokok, termasuk sponsor rokok. Enggak usah takut nolak karena perusahaan yang mau kasih CSR banyak yang ngantre," ujar Azaz.

Ia meminta agar Pemprov DKI juga menjaga agar taman seperti RPTRA atau taman lainnya tidak menjadi tempat kumpul untuk merokok. "Masyarakat enggak tahu bahwa taman dilarang merokok. Masih ditemukan di Jakbar tadi yang ngerokok di sana. Harusnya dipasang penanda larangan merokok," ujar Azaz.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Megapolitan
Penyesalan Kekasih Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading, Minta Maaf Tinggalkan Korban Saat Tengah Pendarahan

Penyesalan Kekasih Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading, Minta Maaf Tinggalkan Korban Saat Tengah Pendarahan

Megapolitan
Seorang Pria Peluk Paksa Gibran yang Sedang Berkunjung di Rusun Muara Jakarta Utara

Seorang Pria Peluk Paksa Gibran yang Sedang Berkunjung di Rusun Muara Jakarta Utara

Megapolitan
Warga Bekasi Jadi Korban Pecah Kaca Mobil Saat Sedang Makan Soto di Kemang Pratama

Warga Bekasi Jadi Korban Pecah Kaca Mobil Saat Sedang Makan Soto di Kemang Pratama

Megapolitan
Gibran Janji Dorong Pemerataan Pembangunan di Seluruh Indonesia

Gibran Janji Dorong Pemerataan Pembangunan di Seluruh Indonesia

Megapolitan
Kondisi Rumah Galihloss Mendadak Sepi Setelah Dugaan Penistaan Agama Mencuat, Tetangga: Mereka Sudah Pergi

Kondisi Rumah Galihloss Mendadak Sepi Setelah Dugaan Penistaan Agama Mencuat, Tetangga: Mereka Sudah Pergi

Megapolitan
Polisi Temukan 'Tisu Magic' dan Lintah Papua di Kamar Kos Perempuan yang Tewas di Pulau Pari

Polisi Temukan "Tisu Magic" dan Lintah Papua di Kamar Kos Perempuan yang Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Video Pencurian Mesin 'Cup Sealer' di Depok Viral di Media Sosial

Video Pencurian Mesin "Cup Sealer" di Depok Viral di Media Sosial

Megapolitan
Posko Aduan Penonaktifan NIK di Petamburan Beri Sosialisasi Warga

Posko Aduan Penonaktifan NIK di Petamburan Beri Sosialisasi Warga

Megapolitan
Ketua RW Syok Galihloss Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penistaan Agama

Ketua RW Syok Galihloss Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Selain Sepi Pembeli, Alasan Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Pepaya karena Pasokan Berlimpah

Selain Sepi Pembeli, Alasan Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Pepaya karena Pasokan Berlimpah

Megapolitan
SDA DKI Bangun 5 Polder Baru dan Revitalisasi 2 Pompa 'Stasioner' untuk Tanggulangi Banjir

SDA DKI Bangun 5 Polder Baru dan Revitalisasi 2 Pompa "Stasioner" untuk Tanggulangi Banjir

Megapolitan
Gibran Kunjungi Rusun Muara Baru, Warga: Semoga Bisa Teruskan Kinerja Jokowi

Gibran Kunjungi Rusun Muara Baru, Warga: Semoga Bisa Teruskan Kinerja Jokowi

Megapolitan
Kunjungi Rusun Muara Baru, Gibran: Banyak Permasalahan di Sini

Kunjungi Rusun Muara Baru, Gibran: Banyak Permasalahan di Sini

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tewas Dibunuh Tantenya, Bocah 7 Tahun di Tangerang Sempat Hilang

Sebelum Ditemukan Tewas Dibunuh Tantenya, Bocah 7 Tahun di Tangerang Sempat Hilang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com