Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Proses Penyulingan Air Ciliwung yang Dibangun di Bidaracina

Kompas.com - 14/09/2015, 13:54 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Bidaracina di RW 02 Jatinegara, Jakarta Timur kini dapat menggunakan fasilitas penyulingan air dari Ciliwung yang dapat langsung dipakai untuk minum. Bagaimana proses alat tersebut bekerja?

Tatang, teknisi instalasi penyulingan air ini mengatakan, proses penyulingan air kotor yang diambil dari Ciliwung itu melalui tiga tahapan.

Tahap pertama disebut pretreatment, di mana air kotor dari Ciliwung akan ditampung ke bak penampungan. Air yang mengandung berbagai zat seperti besi, mangan, dan lainnya itu akan dibersihkan pada tahap pertama ini.

"Pada proses ini juga kita melakukan injeksi untuk mengatur kadar PH dalam airnya. Kadar aman PH-nya itu 6,5 sampai 8,5. Jadi kalau kurang akan tambah kalau kelebihan dikurangi PH-nya," kata Tatang di instalasi penyulingan air tersebut, Senin (14/9/2015).

Setelah itu, masuk ke tahapan kedua yakni proses ultrafiltrasi. Pada tahap ini, air akan dibersihkan dari bakteri yang belum terbunuh pada tahapan pertama.

Pada tahap kedua, air disebut sudah bersih namun belum layak untuk diminum. "Di sini proses disinfektan," ujar Tatang.

Setelah melalui proses ultrafiltrasi, tahap selanjutnya yakni air akan ditampung dulu ke bak penampungan kedua.

Kemudian, air akan dimasukkan ke dalam alat filter ketiga yang dinamai reverse osmosis (RO). Pada tahap tersebut, lanjutnya, air akan dimurnikan sehingga benar aman untuk dikonsumsi.

"Di mesin RO yang terakhir itu dia punya pori (untuk saring) itu 1/10.000 mikron, artinya bakteri dan virus sudah tidak bisa lewat lagi, apalagi zat besi. Masing-masing filter ada pori-pori, tetapi yang terakhir paling kecil porinya," ujar Tatang.

Tatang mengatakan, pihaknya masih akan menguji di laboratorium hasil dari penyulingan air tersebut. Hasil uji lab akan dipasang di tempat penyulingan air ini agar masyarakat dapat membacanya.

"Hasil uji lab nanti yang akan membuktikan. Tetapi secara internal kami meyakini ini aman," ujar Tatang.

Sementara itu, Direktur PT Huga BTS Pratama Indonesia Ferry, mengatakan, perusahaannya menggunakan peralatan impor untuk membuat penyulingan air ini.

"Ini teknologi dari AS yang kita rakit. Alat ini sebenarnya yang pertama gunakan Angkatan Laut AS. Tetapi sekarang sudah banyak negara yang bisa bikin," ujar Ferry.

Ferry mengatakan, total ada tiga alat filter yang dirangkai pada instalasi penyulingan air bagi warga Bidaracina ini. Banyaknya alat filter disesuaikan dengan kondisi lingkungan.

"Ada tiga filter. Jadi disesuaikan dengan lingkugan," ujar Ferry. Dia mengaku telah menggunakan teknologi penyulingan air ini untuk rumah sakit dan hotel.

Harga satu unitnya tidak dijelaskan detail, namun Kodam Jaya menyebutkan harga instalasi penyulingan itu di atas Rp 200 juta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Video Pencurian Mesin 'Cup Sealer' di Depok Viral di Media Sosial

Video Pencurian Mesin "Cup Sealer" di Depok Viral di Media Sosial

Megapolitan
Posko Aduan Penonaktifan NIK di Petamburan Beri Sosialisasi Warga

Posko Aduan Penonaktifan NIK di Petamburan Beri Sosialisasi Warga

Megapolitan
Ketua RW Syok Galihloss Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penistaan Agama

Ketua RW Syok Galihloss Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Selain Sepi Pembeli, Alasan Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Pepaya karena Pasokan Berlimpah

Selain Sepi Pembeli, Alasan Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Pepaya karena Pasokan Berlimpah

Megapolitan
SDA DKI Bangun 5 Polder Baru dan Revitalisasi 2 Pompa 'Stasioner' untuk Tanggulangi Banjir

SDA DKI Bangun 5 Polder Baru dan Revitalisasi 2 Pompa "Stasioner" untuk Tanggulangi Banjir

Megapolitan
Gibran Kunjungi Rusun Muara Baru, Warga: Semoga Bisa Teruskan Kinerja Jokowi

Gibran Kunjungi Rusun Muara Baru, Warga: Semoga Bisa Teruskan Kinerja Jokowi

Megapolitan
Kunjungi Rusun Muara Baru, Gibran: Banyak Permasalahan di Sini

Kunjungi Rusun Muara Baru, Gibran: Banyak Permasalahan di Sini

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tewas Dibunuh Tantenya, Bocah 7 Tahun di Tangerang Sempat Hilang

Sebelum Ditemukan Tewas Dibunuh Tantenya, Bocah 7 Tahun di Tangerang Sempat Hilang

Megapolitan
ODGJ Diamankan Usai Mengamuk dan Hampir Tusuk Kakaknya di Cengkareng

ODGJ Diamankan Usai Mengamuk dan Hampir Tusuk Kakaknya di Cengkareng

Megapolitan
Pendaftaran PPK Pilkada Depok 2024 Dibuka, Berikut Syarat dan Ketentuannya

Pendaftaran PPK Pilkada Depok 2024 Dibuka, Berikut Syarat dan Ketentuannya

Megapolitan
Gibran Sambangi Rusun Muara Baru Usai Jadi Wapres Terpilih, Warga: Ganteng Banget!

Gibran Sambangi Rusun Muara Baru Usai Jadi Wapres Terpilih, Warga: Ganteng Banget!

Megapolitan
Sespri Iriana Jokowi hingga Farhat Abbas Daftar Penjaringan Cawalkot Bogor dari Partai Gerindra

Sespri Iriana Jokowi hingga Farhat Abbas Daftar Penjaringan Cawalkot Bogor dari Partai Gerindra

Megapolitan
Pria Terseret 150 Meter saat Pertahankan Mobil dari Begal di Bogor

Pria Terseret 150 Meter saat Pertahankan Mobil dari Begal di Bogor

Megapolitan
Mangkirnya Terduga Penipu Beasiswa S3 Filipina, Terancam Dijemput Paksa apabila Kembali Abai

Mangkirnya Terduga Penipu Beasiswa S3 Filipina, Terancam Dijemput Paksa apabila Kembali Abai

Megapolitan
Apesnya Anggota Polres Jaktim: Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi, padahal Tengah Antar Mobil Teman

Apesnya Anggota Polres Jaktim: Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi, padahal Tengah Antar Mobil Teman

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com