Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DKI Terancam Kehilangan 23 Pulau di Kepulauan Seribu

Kompas.com - 14/09/2015, 15:31 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - DKI Jakarta terancam kehilangan 23 pulau di Kepulauan Seribu. Wakil Bupati Kepulauan Seribu M Anwar mengatakan ancaman hilangnya pulau-pulau tersebut disebabkan karena abrasi atau proses pengikisan pantai oleh gelombang laut. 

"Pulau-pulau itu rawan terkena abrasi," kata Anwar seusai mengikuti Rapat Pimpinan (Rapim) Gubernur, di Balai Kota, Senin (14/9/2015). 

Ke-23 pulau yang terancam tenggelam itu di antaranya Pulau Tikus, Pulau Kelor, Pulau Payung Kecil, Pulau Damar Kecil, Pulau Kecipir, Pulau Gundul, Pulau Kudus Benteng, Pulau Tanah Kudus, Pulau Gosong Pandan, Pulau Semut, Pulau Macan Kecil, Pulau Karang Bongkok, dan lain-lain.

Pemprov DKI telah menerbitkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 11 Tahun 1992 tentang penataan dan pengeloaan Kepualuan Seribu.

Di dalam peraturan tersebut, lanjut dia, telah diatur pelarangan pengambilan pasir, kerikil, dan karang di Kepulauan Seribu.

Sebelumnya sebanyak enam pulau di Kepulauan Seribu sudah hilang. Enam pulau yang hilang itu sudah tidak berpenghuni. Karena sebelum pulaunya tenggelam, para penghuni sudah dipindah ke pulau lainnya. "Pulau-pulau ini hilang karena abrasi bukan karena reklamasi," kata Anwar.

Adapun enam pulau yang telah hilang adalah Pulau Ubi Besar seluas 2,7 hektar, Pulau Ubi Kecil seluas 0,3 hektar, Pulau Salak seluas 2,3 hektar, Pulau Nyamuk Besar seluas 2,5 hektar, Pulau Dakun seluas 0,6 hektar, dan Pulau Anyer Kecil seluas 0,55 hektar.

Anwar menceritakan, Pulau Ubi Besar sebelumnya pernah dihuni pada tahun 1945. Namun lantaran terkena abrasi, secara bertahap warga dipindahkan ke Pulau Untung Jawa pada tahun 1949 hingga 1955.

Kemudian pada tahun 1969, Pulau Ubi Besar secara resmi tidak berpenghuni. Kemudian pada akhir tahun 1970 hingga 1980 dilakukan pembangunan Bandara Soekarno-Hatta sebagai pengganti Bandara Kemayoran.

"Isu yang berkembang saat itu, pembangunan Bandara Soekarno-Hatta ketika itu menggunakan pasir laut di Pantai Utara Jakarta. Sehingga rumor di masyarakat, hilang dan tenggelamnya enam pulau disebabkan karena pengambilan pasir di pantura Jakarta," kata Anwar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Megapolitan
5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

Megapolitan
7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

Megapolitan
Karyawan Gedung Panik dan Berhamburan Keluar Saat Toko Bingkai di Mampang Prapatan Kebakaran

Karyawan Gedung Panik dan Berhamburan Keluar Saat Toko Bingkai di Mampang Prapatan Kebakaran

Megapolitan
Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Gunakan Pelat Dinas Palsu, TNI: Melebihi Gaya Tentara dan Rugikan Institusi

Pengemudi Fortuner Arogan Gunakan Pelat Dinas Palsu, TNI: Melebihi Gaya Tentara dan Rugikan Institusi

Megapolitan
Banyak Warga Menonton Kebakaran Toko Bingkai, Lalin di Simpang Mampang Prapatan Macet

Banyak Warga Menonton Kebakaran Toko Bingkai, Lalin di Simpang Mampang Prapatan Macet

Megapolitan
Pemkot Bogor Raih 374 Penghargaan Selama 10 Tahun Kepemimpinan Bima Arya

Pemkot Bogor Raih 374 Penghargaan Selama 10 Tahun Kepemimpinan Bima Arya

Megapolitan
Kena Batunya, Pengemudi Fortuner Arogan Mengaku Keluarga TNI Kini Berbaju Oranye dan Tertunduk

Kena Batunya, Pengemudi Fortuner Arogan Mengaku Keluarga TNI Kini Berbaju Oranye dan Tertunduk

Megapolitan
Toko Pigura di Mampang Prapatan Kebakaran

Toko Pigura di Mampang Prapatan Kebakaran

Megapolitan
Puspom TNI: Purnawirawan Asep Adang Tak Kenal Pengemudi Fortuner Arogan yang Pakai Pelat Mobil Dinasnya

Puspom TNI: Purnawirawan Asep Adang Tak Kenal Pengemudi Fortuner Arogan yang Pakai Pelat Mobil Dinasnya

Megapolitan
Pemilik Khayangan Outdoor: Istri Saya Langsung Nangis Saat Tahu Toko Dibobol Maling

Pemilik Khayangan Outdoor: Istri Saya Langsung Nangis Saat Tahu Toko Dibobol Maling

Megapolitan
Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko 'Outdoor' di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko "Outdoor" di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Megapolitan
Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Megapolitan
Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com