Mereka pun bertanya kepada petugas Sudinhubtrans Jaksel dan kepolisian yang berjaga di lokasi. Bahkan ada pengguna jalan yang marah-marah karena harus berputar arah terlalu jauh. "Putar balik di mana ini, Pak? Masa ditutup semua?" tanya seorang pria pengendara motor yang berboncengan dengan temannya kepada petugas.
Petugas pun menyarankan supaya pria berjaket hitam itu untuk berputar di putaran Jalan Minangkabau, dekat Toba Dream. Pria itu melaju dari arah Pancoran ke arah Manggarai. Pria itu ingin berbalik arah ke Pancoran, tetapi ia bingung karena beberapa putaran balik ditutup dengan movable concrete barrier (MCB) berwarna oranye.
Abdul (23), salah satu pengendara motor, mengeluh ketika ia harus berputar lebih jauh sekitar 1 kilometer. Padahal, ia hanya ingin berputar di Jalan Menteng Pulo.
Kepala Seksi Lalu Lintas Suku Dinas Perhubungan dan Transportasi Jakarta Selatan Pangihutan Nahot mengatakan, lalu lintas di Jalan Saharjo kerap mengalami kemacetan, terutama pada sore hari. Kemacetan itu pun sangat banyak dilaporkan melalui aplikasi Qlue.
"Dari situ, kami melakukan rapat dengan stakeholder (pemangku kepentingan) terkait, kemudian merumuskan bahwa kemacetan dipengaruhi juga dengan banyaknya putaran arah di jalan ini," kata Nahot di Jalan Saharjo, Selasa.
Uji coba kebijakan itu akan dilakukan selama empat hari, yakni pada tanggal 15-18 September 2015. Nantinya, jika hasilnya baik, maka kebijakan ini akan dibuat permanen.