"Kalu saya lihat di TV ya, tetapi saya enggak tahu pasti enggaknya. Yang meninggal (dan) cacat seumur hidup Rp 3,8 (miliar), dari TV saja saya dengarnya," ujar Ahen (68), mertua Surachman, kepada Kompas.com, di kediamannya di RT 08 RW 06 Kelurahan Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Kamis (17/9/2015).
Menurut Ahen, ia merasa tidak memiliki kewenangan untuk menanyakan langsung perihal uang kompensasi tersebut. Bahkan, Ani Sumarni, anaknya pun tidak mengetahui hal tersebut.
"Dia (Ani, istri Surachman) enggak tahu, ya istilahnya sudah membaik, sudah dirawat di sana secukupnya sampe kembali sembuh," tutur Ahen. (Baca: Korban Tewas dan Cedera Kecelakaan "Crane" di Masjidil Haram Dijanjikan Rp 3,8 Miliar)
Soal santunan dari Pemerintah Republik Indonesia, Ahen mengaku tidak mengetahui hal tersebut. "Kalau dari sini (Pemerintah Republik Indonesia) saya belum dengar. Kalau anak saya Surachman dirawat nanti di sini mungkin ditanggung kali ya," ujarnya.
Ahen tidak banyak berharap soal kompensasi yang akan diberikan kepada korban. Menurut dia, uang kompensasi tersebut tidak dapat dibandingkan dengan jiwa seseorang.
"Rp 3,8 miliar, cuma miliarnya doang kan, namanya ini jiwa manusia. Apalagi ini masih muda, yang penting sehat walafiat. Buat apa Rp 3,8 miliar, tetapi nyawa enggak ada," kata bapak lima anak itu. "Yang penting sehat. Kalau sehat lagi kan bisa cepat dagang lagi," kata Tuti, istri Ahen.
Sehari-hari Ahen memang berjualan di Tanah Abang, Jakarta Pusat, bersama istrinya yang juga berangkat haji bersama dia. Ia menjual berbagai pakaian grosir.
Membaik
Menurut Ahen, kini kondisi Surachman sudah mulai membaik. Ia pun sudah dipindahkan ke rumah sakit yang dekat dengan hotel jemaah haji, tempat keluarganya yang juga berangkat haji menginap. (Baca: Jokowi Minta Raja Arab Saudi Perhatikan Korban "Crane" Asal Indonesia)
"Sekarang sudah bisa makan, sudah membaik, alhamdulillah. Sudah dipindahkan ke rumah sakit dekat hotel," kata Ahen.
Sebelumnya, Surachman dirawat di Rumah Sakit King Abdul Aziz dan menjalani operasi di sana. Ia dikabarkan mengalami subdural haemorrhage.
Sebagai informasi, keluarga dari orang yang meninggal serta mereka yang menderita cacat permanen dalam tragedi kecelakaan crane di Masjidil Haram akan mendapatkan kompensasi masing-masing satu juta riyal atau sekitar Rp 3,8 miliar.
Sementara mereka yang menderita luka dalam musibah tersebut akan menerima 500.000 riyal atau sekitar Rp 1,9 miliar.
Demikian perintah Raja Arab Saudi, Salman, yang dikeluarkan pada Selasa (15/9/2015), sebagaimana dilaporkan Saudi Gazette. (Nursita Sari)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.