Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Tarif Promosi Ojek Berbasis Aplikasi

Kompas.com - 18/09/2015, 09:38 WIB
Aldo Fenalosa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Keberadaan ojek berbasis aplikasi semakin luas di Ibu Kota. Masyarakat yang menggunakan jasa ojek jenis ini juga semakin antusias. Namun, keberadaan ojek berbasis aplikasi itu dikhawatirkan akan memunculkan efek negatif pada konsumen.

"Mungkin saat ini banyak orang senang menggunakan ojek aplikasi karena tarif promosi yang lebih murah. Namun, metode promosi mengenai harga ini perlu diperhatikan dampaknya," kata pakar hukum Universitas Indonesia bidang Persaingan dan Kebijakan Usaha, Ditha Wiradiputra, saat berada di Fakultas Hukum UI, Depok, Kamis (17/9/2015).

Menurut Ditha, tarif promosi yang jauh lebih murah dibanding ojek pangkalan berpeluang memunculkan predatory pricing. Sebuah perusahaan atau kelompok bisnis mencoba menguasai pasar dengan memotong harga untuk melemahkan atau mematikan pesaingnya.

Biasanya, predatory pricing ini dilakukan oleh perusahaan baru yang ingin menarik perhatian konsumen dari perusahaan sejenis yang lebih dulu beroperasi.

Dalam fenomena ojek, Ditha mengkhawatirkan bahwa nantinya para pengojek pangkalan menjadi korban yang lambat laun menghilang dari praktik usaha ini. Sebab, mereka tidak mampu bersaing dengan ojek aplikasi yang terus-menerus menawarkan tarif promosi.

"Kalau perang harga di antara perusahaan (ojek) yang besar-besar tidak masalah, tetapi yang kecil-kecil ini akan jadi korban. Sekarang memang tidak terasa, tetapi kalau nanti opang (ojek pangkalan) keberadaannya punah, ojek aplikasi bisa memonopoli," ujar Ditha.

Ia memaparkan, monopoli konsumen bisa dilakukan perusahaan ojek aplikasi dengan cara bebas menentukan besaran tarif jasa ojeknya karena konsumen tidak memiliki alternatif ojek pangkalan saat butuh transportasi yang mendesak.

"Ojek pangkalan kan sistem tarifnya tawar-menawar harga. Kalau ojek aplikasi kan tidak. Nanti konsumen bisa apa kalau ojek aplikasi tarifnya lebih mahal. Mau tidak mau, (konsumen) harus tetap naik karena ojek pangkalan yang sudah punah," ujar Ditha.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Pernah Tolak Laporan Pelecehan yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar Saat Masa Kampanye

Polisi Pernah Tolak Laporan Pelecehan yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar Saat Masa Kampanye

Megapolitan
Sopir Truk Biang Kerok Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Ternyata Masih di Bawah Umur

Sopir Truk Biang Kerok Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Ternyata Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Senangnya Alif Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang, Bisa Lihat 'Sunset'

Senangnya Alif Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang, Bisa Lihat "Sunset"

Megapolitan
Tersangka Kecelakaan Beruntun di GT Halim Temperamental, Polisi Minta Bantuan KPAI dan Psikolog

Tersangka Kecelakaan Beruntun di GT Halim Temperamental, Polisi Minta Bantuan KPAI dan Psikolog

Megapolitan
Keluarga Pelaku Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Telah Dihubungi Polisi untuk Pendampingan

Keluarga Pelaku Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Telah Dihubungi Polisi untuk Pendampingan

Megapolitan
Dibawa Kabur dari Setiabudi, Mobil Patroli Polisi Ditemukan di Kemayoran

Dibawa Kabur dari Setiabudi, Mobil Patroli Polisi Ditemukan di Kemayoran

Megapolitan
Menilik Padi Apung Waduk Elok Cakung, Solusi untuk Sawah Kebanjiran

Menilik Padi Apung Waduk Elok Cakung, Solusi untuk Sawah Kebanjiran

Megapolitan
Sopirnya di Bawah Umur, Pemilik Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Bakal Diperiksa Polisi

Sopirnya di Bawah Umur, Pemilik Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Bakal Diperiksa Polisi

Megapolitan
Polisi Belum Tahan Sopir Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama

Polisi Belum Tahan Sopir Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama

Megapolitan
Mobil Patroli Polisi di Jakarta Selatan Dibawa Kabur Jambret yang Sedang Diamankan

Mobil Patroli Polisi di Jakarta Selatan Dibawa Kabur Jambret yang Sedang Diamankan

Megapolitan
Polisi Masih Dalami Motif Oknum Sopir Grab Culik dan Peras Penumpang

Polisi Masih Dalami Motif Oknum Sopir Grab Culik dan Peras Penumpang

Megapolitan
Momen Peserta Sanlat Ekspresi Baznas Diminta “Push Up” Karena Ketiduran saat Ada Seminar

Momen Peserta Sanlat Ekspresi Baznas Diminta “Push Up” Karena Ketiduran saat Ada Seminar

Megapolitan
Polisi Amankan 1 Mobil sebagai Barang Bukti Kasus Pemerasan yang Dilakukan Sopir Grab

Polisi Amankan 1 Mobil sebagai Barang Bukti Kasus Pemerasan yang Dilakukan Sopir Grab

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com