Maka, pada pengajuan yang baru, alat yang nantinya akan digunakan untuk kegiatan penertiban bangunan ini harganya hanya sekitar Rp 198 juta.
Kepala Dinas Penataan Kota Iswan Achmadi menuturkan meski terdapat perbedaan harga, tidak ada perbedaan merek dari kedua alat tersebut. Sebab, keduanya alat tersebut sama-sama bermerek Trimble Geo 7 series. (Baca: Kepala Dinas Tata Kota DKI Sebut GPS Seharga Ratusan Juta Rupiah Itu Canggih)
Perbedaan hanya terletak pada spesifikasi. "Pada awalnya kita mau beli alat GPS untuk Geodetic yang harganya Rp 284 juta. Namun, ternyata ada harga GPS serupa yang sesuai dengan spesifikasi dan kebutuhan kita, harganya hanya Rp 198 juta," kata Iswan saat dihubungi, Selasa (22/9/2015).
Sebagai informasi, GPS Geodetic adalah alat yang dianggarkan dalam kebijakan umum anggaran dan prioritas plafon anggaran sementara (KUA-PPAS) 2016.
Beberapa waktu lalu, anggota Badan Anggaran DPRD DKI, Bestari Barus, mempertanyakan anggaran pembelian alat tersebut yang mencapai Rp 284 juta per unitnya.
Ia menilai harga tersebut terlalu mahal. "Ini GPS yang kayak gimana, Pak? Apakah berlapis emas dan bertatahkan berlian GPS ini?" ujar Bestari di Gedung DPRD DKI, Kamis (17/9/2015).
Terkait hal itu, Iswan menuturkan pada awalnya pihaknya memang menganggarkan pembelian alat dengan harga Rp 284 per unit. (Baca: Bestari: GPS 1 Unit Rp 284 Juta, Berlapis Emas dan Bertatahkan Berlian, Pak?)
Sebab, kata dia, saat pembahasan KUA-PPAS 2016, anggota Banggar DPRD meminta pihaknya untuk mempresentasikan alat GPS Geodetic yang telah di-input di e-planning.
"Jadi, pada saat meng-input anggaran alat GPS untuk Geodetic yang ada harganya sekitar Rp 284 juta. Tetapi nantinya GPS yang kita beli adalah yang seharga Rp198 juta, bukan Rp 284 juta," ujar Iswan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.