Terlebih lagi, aliran air kali tergolong tenang. Di permukaan air kali, nyaris tak ada sampah yang mengapung. Kalaupun ada, hanya daun-daun yang gugur dari pohon dan tanaman di sekitar dan jatuh ke kali.
Pinggir kali juga tampak bersih dari endapan sampah. "Dulu sih seingat saya tahun 2013 masih banyak sampah di pinggir-pinggir kali. Tetapi, semenjak pembangunan turap, sudah lumayanlah bersih. Itu dulu sepanjang kali ini dikeruk dulu pakai alat berat," kata Yanto, salah satu satpam pusat perbelanjaan yang terletak persis di sebelah Kali Gunung Sahari, Selasa (22/9/2015).
Menurut Yanto, pembangunan turap yang dikerjakan pada pertengahan tahun 2014 lalu sedikit banyak memberi dampak positif pada keadaan Kali Gunung Sahari. Dinding-dinding turap setinggi 2 meter itu membuat warga tidak bisa bersentuhan langsung dengan kali.
"Itu kan kalau tidak salah ditembok turap biar air kali enggak meluap ke jalan kalau hujan. Tetapi, malah ikut jadi bersih juga karena saking tinggi (tembok turap) warga kayaknya malas lempar-lempar sampah atau apa gitu ke dalam," kata Yanto yang sudah bekerja di sana hampir empat tahun. (Baca: Tak Semua Kali di Jakarta Seindah yang Dibicarakan di Media Sosial)
Dari pengamatan Kompas.com, aliran kali yang memanjang hingga 4 kilometer menghubungkan kawasan Pasar Baru dan kawasan Ancol itu memang terjaga kebersihannya.
Beberapa ekskavator juga tampak terparkir di pinggir-pinggir kali. Ada juga ekskavator yang tengah mengeruk kali pada Selasa (22/9/2015).
Hanya saja, meski tergolong bersih dari sampah, masih tercium bau tak sedap dari kali tersebut. Beberapa ruas trotoar di pinggir kali juga belum memadai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.