"Gerakan ini merupakan kontribusi sebagai media untuk turut aktif merayakan perbedaan," ujar Direktur Group of Digital Kompas Gramedia Edi Taslim.
Bekerja sama dengan program Sabang Merauke, gerakan ini melakukan penggalangan donasi untuk membantu para pelajar di seluruh Indonesia melakukan pertukaran pelajar di Jakarta. Seminar ini dihadiri beberapa donatur seperti Kementerian Desa, Lippo Group, Paramount Enterprise, dan Tanoto Foundation.
Dalam seminar tersebut, turut hadir para pembicara dari tim perumus SabangMerauke.org, Meiske Demitria Wahyu, chief marketing officer Kitabisa.com Vikra Ijazz, dan Direktur The Wahid Institute Yenny Wahid.
Mereka berbagi pengalaman dan bercerita tentang keberagaman dan perbedaan yang dimiliki Indonesia. Menurut mereka, perbedaan tidak selalu menimbulkan konflik.
"Orang-orang bilang ketika ada perbedaan kemungkinan di situ akan ada konflik. Tetapi saya memandang Indonesia adalah negara yang penuh toleransi. Saya percaya ketika kita merasakan toleransi, maka toleransi itu tidak memunculkan konflik," ujar Meiske.
Pembicara lainnya, Vikra Ijazz, menyebut perbedaan tidak menjadi halangan untuk berbuat baik bersama-sama.
Sebagai situs penggalangan dana, Kitabisa.com dapat menyatukan masyarakat dengan berbagai perbedaan untuk membantu orang lain.
"Ketika kita ajak bersama-sama, kita bisa mendapat much more. Kita bisa mengajak orang untuk bersatu dan menggalang dana bersama-sama. Semua perbedaan tidak jadi halangan untuk berbuat baik," kata Vikra.
Yenny Wahid pun mengungkapkan hal serupa. Menurut dia, keberagaman merupakan kekuatan yang dimiliki Indonesia.
"Indonesia adalah negara yang dibangun atas dasar keberagaman, ini kekuatan dan jati diri bangsa kita. Ketika masih ada anak-anak muda yang punya panggilan untuk memperjuangkan bangsa ini dan bapak ibu yang punya tujuan yang sama, saya yakin Indonesia bisa menjadi negara yang makin jaya," tutur Yenny.
Seminar yang berlangsung sejak pukul 13.00 WIB ini bertujuan untuk menggalang dana untuk program Sabang Merauke, yaitu program pertukaran pelajar anak-anak dari berbagai penjuru nusantara.
Dalam program tersebut, anak-anak akan mengikuti serangkaian program edukasi dan tinggal bersama keluarga angkat yang memiliki perbedaan kepercayaan.
Ke depannya, gerakan rayakan perbedaan ini akan memfasilitasi komunitas, media, dan masyarakat luas dalam melakukan kegiatan perubahan sosial positif yang berhubungan dengan tema perbedaan.
Gerakan ini juga bermaksud membangun kesadaran masyarakat agar menghargai indahnya Bhineka Tunggal Ika dengan berpartisipasi aktif melalui gerakan-gerakan inspirasional yang nyata dan tepat sasaran. (Nursita Sari)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.