Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memahami Kembali Misi Awal "Car Free Day"...

Kompas.com - 25/09/2015, 17:29 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Tahukah Anda misi awal kegiatan car free day atau hari bebas kendaraan bermotor (HBKB) yang biasa digelar tiap hari Minggu di sepanjang Jalan Sudirman hingga Jalan MH Thamrin?

Salah satu inisiator car free day (CFD) Indonesia, Ahmad Safrudin, mencoba mengingatkan kembali kepada masyarakat mengenai tujuan awal car free day yang pada tahun ini sudah memasuki tahun ke-13.

"CFD ini sebenarnya adalah pembentuk character building untuk mengurangi pencemaran udara, mengurangi kemacetan, dan untuk penghematan BBM," ujar Ahmad di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jumat (25/9/2015).

Ahmad menceritakan, CFD di Jakarta sudah ada sejak 2002. Pada 2007, kegiatan CFD disahkan dalam peraturan daerah. Pelaksanaannya pun kemudian ditingkatkan dari sebulan sekali menjadi seminggu sekali.

Bahkan, ada pula car free day lokal yang dilaksanakan di sudut-sudut wilayah lain di Jakarta. Ahmad mengatakan, kegiatan car free day ini dilatarbelakangi kondisi kemacetan yang semakin menjadi-jadi di Jakarta.

Tingkat polutan semakin tinggi menandakan kualitas udara yang dihirup semakin menurun. Kondisi diperparah dengan booming-nya fenomena sepeda motor, yang dimulai beberapa tahun lalu, membuat kota bukan lagi disinggahi manusia, melainkan kendaraan.

"Kalau kita enggak melakukan sesuatu, pencemaran udara akan terjadi sedemikian rupa," ujar Ahmad.

Berdasarkan data, pukul 07.00 WIB merupakan waktu ketika polutan di udara berada pada ketinggian 0-500 meter. Debu polutan tersebut naik menjelang siang hingga ketinggian 2.000 meter.

Kualitas udara

Debu polutan kembali turun ke permukaan menjelang malam. Ahmad mengatakan bahwa seburuk itulah kualitas udara di Jakarta. Akibatnya, berolahraga pada pagi atau malam hari tidak sehat lagi karena debu polutan pada saat itu berada di dekat permukaan tanah.

Sementara itu, berolahraga pada siang hari sangat melelahkan. Semua itulah yang menjadi latar belakang car free day. Misi utamanya adalah menciptakan kualitas udara yang lebih baik.

Ahmad mengatakan, dalam car free day, ada pesan yang dikirim kepada masyarakat agar mereka dapat mengurangi ketergantungan terhadap kendaraan bermotor. Dengan demikian, perbaikan kualitas udara pun terasa, minimal di lokasi CFD.

"Kemudian, (lokasi CFD) menjadi ruang publik juga, tempat warga bertegur sapa dan berolahraga sambil berekreasi," ujar Ahmad.

Ahmad membuktikan, pelaksanaan car free day di Jakarta selama ini telah mampu menurunkan tingkat polutan hingga 35 persen.

Akan tetapi, angka itu tidak berarti apa-apa jika pesan dalam kegiatan car free day untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi tidak sampai kepada masyarakat.

Perayaan 13 tahun

Minggu (27/9/2015) mendatang, Pemerintah Provinsi DKI akan menggelar perayaan tahun ke-13 car free day dengan beragam acara.

Kepala Bidang Pengendalian dan Operasi Lalu Lintas Dinas Perhubungan DKI Maruli Sijabat berharap, perayaan tersebut dapat menyampaikan semangat tujuan kegiatan car free day kepada masyarakat.

Terlebih lagi, kegiatan itu juga didukung oleh negara tetangga, seperti Bangkok dan Malaysia, yang ingin ikut berpartisipasi.

Dia berharap, masyarakat dapat sadar untuk memilih mengurangi penggunaan kendaraan bermotor pribadi dalam beraktivitas dan beralih ke angkutan umum. "Masyarakat kita bisa memilih, mau car free day atau car everyday," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com