"Saya kira gini ya, jangan sembarang juga tiba-tiba merekrut, anggarannya dari mana? Kan harus dari APBD," ujar Taufik di Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Senin (28/9/2015).
Taufik menilai perlu diselidiki lebih lanjut mengenai kebutuhan pegawai magang ini. Sebab, Ahok (sapaan Basuki) saat ini tidak lagi membuka pendaftaran pegawai negeri sipil (PNS) baru.
Menerima pegawai magang, kata Taufik, telah memberi kesan seolah-olah Pemerintah Provinsi DKI kekurangan pegawai meski pada kenyataannya justru sebaliknya. (Baca: Ahok Rekrut Anak-anak Muda Magang di Balai Kota)
"Apakah pegawainya enggak cukup? Yang lebih lucu lagi kan pegawai DKI saat ini zero penerimaan. Terus ini tiba-tiba merekrut, kan aneh juga, enggak konsisten," ujar Taufik.
Seandainya pegawai magang yang diterima Pemprov DKI adalah mahasiswa untuk kebutuhan nilai, Taufik masih memaklumi.
Akan tetapi, persoalannya menjadi berbeda ketika Pemprov DKI justru yang membuka rekrutmen itu.
"Kalau magang dari sekolah boleh, enggak digaji kan, itu kan buat kepentingan dia. Kalau direkrut itu buat apa?" ujar Taufik.
"Sekarang pegawai DKI saya kira mestinya cukup loh jumlahnya. Enggak perlu ada freelance. Kalau yang magang gitu kan seharusnya kan anak sekolahan gitu," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.