"Banyak banget toko di sana. Rata-rata yang punya toko bukan orang sana (Tambora), pengusaha-pengusaha yang punya rumah di PIK, Sunter, Alam Sutera, Kelapa Gading," kata Mursidin kepada Kompas.com, Senin (28/9/2015).
Menurut Mursidin, para pengusaha yang memiliki toko di sana menganggap kawasan Tambora sebagai tempat yang cocok untuk menjalankan usaha mereka.
Dengan pandangan seperti itu, akan sulit jika Pemprov DKI menawarkan untuk membeli lahan mereka dan dibangun rusun.
Meski demikian, Mursidin berniat untuk mengumpulkan warga Tambora dan membicarakan masalah itu pekan depan. Dari sana, Mursidin akan mendapatkan kesepakatan bersama warga.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sebelumnya sudah menawarkan warga Tambora untuk menjual lahannya kepada Pemprov DKI agar bisa dibangun rusun.
Ketentuannya, jika warga memiliki sertifikat tetapi lahannya kumuh, Basuki bakal membongkar setengah lahan tersebut menjadi taman. Kemudian, sebagian lahannya akan dibangun menjadi rumah susun sederhana sewa (rusunawa) berkonsep apartemen.
Pemprov DKI akan membeli 1,5 kali luas lahan tanah milik warga. "Jadi, kalau dia punya tanah 100 meter, apartemennya itu dapat 150 meter persegi. Kalau satu apartemen kira-kira 30 meter persegi, dia dapat lima unit plus sertifikat hak milik juga. Kemudian warga yang tidak punya sertifikat kepemilikan lahan gimana? Ya sudah, saya beli 1,2 kali luas lahan kamu, jadi seimbang dapat tanahnya," ujar Basuki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.