Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebagian Masyarakat Belum Meminati Bus Transjabodetabek

Kompas.com - 29/09/2015, 17:15 WIB
JAKARTA, KOMPAS — Sebagian masyarakat masih enggan menggunakan bus-bus transjabodetabek yang sudah beroperasi sejak sebulan lalu. Tarif yang dinilai terlalu tinggi menjadi salah satu alasan. Perlu segera disusun skema bisnis moda transportasi massal ini agar tidak ada pihak yang dirugikan.

Berdasarkan pengamatan Kompas, Senin (28/9/2015), bus-bus transjabodetabek ini masih sepi penumpang di dua rute, yakni Pasar Baru-Harapan Indah (Bekasi) dan Poris Plawad (Tangerang)- Kemayoran.

Transjabodetabek saat ini melayani empat trayek, yakni Depok-PGC (Pusat Grosir Cililitan)-Grogol, Pasar Baru-Harapan Indah, Poris Plawad-Kemayoran, dan Ciputat-Blok M.

Di jalur Pasar Baru-Harapan Indah, banyak penumpang yang memilih naik dan turun bus transjabodetabek di Halte Ujung Menteng, Jakarta Timur. Halte tersebut adalah halte transjakarta terakhir sebelum Halte Harapan Indah di wilayah Kota Bekasi, Jawa Barat.

Dengan naik atau turun di Halte Ujung Menteng, penumpang hanya dikenai tarif transjakarta sebesar Rp 3.500. Sementara itu, jika meneruskan perjalanan hingga Harapan Indah, penumpang harus membayar tiket transjabodetabek seharga Rp 9.000.

Nurdian Harahap (26), penumpang transjabodetabek asal Bekasi, menilai tarif Rp 9.000 itu masih mahal.

Senin pagi hingga sore kemarin, bus-bus warna biru itu rata-rata hanya mengangkut 10-12 penumpang dari Halte Harapan Indah. Padahal, setiap bus berkapasitas sekitar 70 penumpang.

Sepinya penumpang dari Halte Harapan Indah juga dibenarkan salah seorang pengemudi bus transjabodetabek, Ade Romadona. Menurut dia, penumpang hanya ramai pada jam-jam sibuk berangkat dan pulang kerja.

Ade mengakui, banyak warga Bekasi yang memilih naik dan turun bus itu di Halte Ujung Menteng agar tak terkena tarif Rp 9.000. Bahkan, ada juga warga yang memilih menggunakan angkutan lain ke arah Jakarta karena lebih murah.

"Kadang-kadang, saya lebih suka naik angkot 31 jurusan Pulogadung karena tarifnya hanya Rp 5.000. Selain mudah diakses, angkot bisa sampai ke Pulogadung lebih cepat," kata Gunawan Abidin (48), warga Jalan Raya Bekasi Timur, Bekasi.

Sofyan (21), warga Pondok Ungu, Bekasi, yang bekerja di Mega Kuningan, Jakarta, berharap rute transjabodetabek tak hanya sampai Harapan Indah, tetapi menjangkau hingga Terminal Bekasi.

"Kalau (transjabodetabek) sampai terminal, kan, warga Bekasi lebih mudah menghampiri haltenya karena hampir semua angkutan kota menuju terminal. Tetapi, kalau hanya di Harapan Indah, ya, paling warga sekitar sini yang mau naik," ucapnya.

Sepinya penumpang juga terlihat di tempat pemberangkatan bus transjabodetabek di Terminal Poris Plawad, Kota Tangerang. Ketika berangkat dari Terminal Poris Plawad, sekitar pukul 13.00, kemarin, bus hanya diisi tiga penumpang. Dalam perjalanan dari terminal menuju Karawaci, Tangerang, hanya satu penumpang yang naik.

Skema bisnis

Direktur Utama Perum Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD) Pande Putu Yasa menyatakan, pihaknya berencana membahas skema bisnis dengan dinas perhubungan dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, PT Transportasi Jakarta (Transjakarta), dan Kementerian Perhubungan. PPD adalah perusahaan yang menjadi operator transjabodetabek.

Selain skema bisnis, PPD dan Transjakarta juga akan mengevaluasi pola operasi transjabodetabek setidaknya tiga bulan sekali. "Integrasi operasi secara fisik memang sudah jalan, tetapi belum untuk skema bisnisnya, termasuk perhitungan rupiah per kilometer," kata Pande.

Sementara itu, peristiwa bus transjakarta rusak dan berasap kembali terulang. Kemarin, lebih dari 20 penumpang bus transjakarta PP-026 jurusan Lebak Bulus-Harmoni terpaksa dievakuasi karena bus yang mereka tumpangi tiba-tiba mengeluarkan asap saat melintas di depan apartemen The Belleza Suites, Jalan Arteri Permata Hijau, Jakarta Selatan, sekitar pukul 11.00. (MKN/ILO/PIN/DNA/B03)

--------

Artikel ini sebelumnya ditayangkan di harian Kompas edisi Selasa, 29 September 2015, dengan judul "Tarif Menjadi Hambatan".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com