"Pernah enggak LSM (lembaga swadaya masyarakat) atau Walhi (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia) sekali pun menyarankan orang, khususnya anak-anak di Muara Angke, untuk jangan makan kerang hijau?" kata Basuki dalam sambutannya di Seminar Jakartaku Layak Anak, di Balai Kota, Rabu (30/9/2015).
Pencemaran itu juga terjadi karena Muara Angke terus direklamasi oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab. Pengurukan terus dilakukan, dan lahan di sana disewakan.
Selain itu, dia melanjutkan, tak sedikit anak-anak yang dipekerjakan di sana. Seharusnya, ada penyelesaian untuk permasalahan Muara Angke.
"Pernah enggak orang protes? Enggak. Terus bagaimana menyelesaikan masalah itu? Mesti reklamasi yang betul, dan warganya dikasih rusun. Kami akan bangun rusun tematik untuk nelayan di sana," kata Ahok, sapaan Basuki.
Adapun kerang ataupun ikan yang hidup di perairan Teluk Jakarta tak aman dikonsumsi. Kerang dan ikan itu sudah terkontaminasi limbah industri dan logam berat, seperti merkuri, kadmium, dan seng.
Selain limbah industri, perairan Teluk Jakarta semakin tercemar dengan adanya limbah rumah tangga yang tidak tersaring di rumah pompa air.
Area itu juga tercemar oleh sisa-sisa kapal bekas, seperti besi bangkai kapal yang langsung dibuang ke laut.
Berdasarkan data Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, kandungan logam berat di perairan Teluk Jakarta mencapai 1,8-2 ppm.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.