Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Naik Transjakarta Murah, tetapi Lama...

Kompas.com - 01/10/2015, 20:33 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Masyarakat yang tinggal di DKI Jakarta mengaku seringkali harus menunggu lama untuk menggunakan jasa transportasi umum transjakarta. Tak jarang mereka harus menunggu hingga satu jam.

"Suka lama, tetapi tergantung sih, kadang-kadang cepat. Paling lama bisa sampai 1,5 jam," ujar Putri, siswa salah satu sekolah swasta saat menunggu transjakarta di halte Monas, Jakarta Pusat, Kamis (1/10/2015).

Meski harus menunggu lama, Putri tetap menggunakan moda transportasi umum itu karena tarifnya yang murah. "Iya kadang suka kesal. Tetapi tetep naik soalnya murah," ujar siswa yang tinggal di Ragunan itu.

Warga lainnya, Ana, mengaku lebih senang menggunakan transjakarta karena memiliki jalur khusus.

Meskipun harus menunggu lama, ia merasa akan tiba lebih cepat ke tempat tujuannya dibanding menggunakan transportasi umum lainnya.

"Paling lama nunggu setengah jam atau satu jam. Tetapi tetep saja cepet (tiba), soalnya kan ada jalur khusus," ujar Ana.

Selain itu, Kiky, warga lainnya, mengaku senang menggunakan transjakarta. Apalagi kini tersedia armada bus yang langsung melayani rute Monas-Ragunan.

"Ini baru pertama kali naik dari Monas, biasanya ke Dukuh Atas, cuma malas jalannya kan dari sana (transit dari Dukuh Atas 1 ke Dukuh Atas 2)," ujar karyawan salah satu perusahaan swasta di Setiabudi, Jakarta Selatan, itu.

Meski begitu, Kiky mendengar kabar jika bus yang melayani rute Monas-Ragunan seringkali lama tiba. Namun, hari ini ia beruntung tidak menunggu cukup lama.

"Iya katanya sih suka lama, tetapi untung tadi gak terlalu lama nunggunya," kata Kiky.

Pantauan Kompas.com, bus transjakarta yang melayani halte Monas tidak memiliki jadwal kedatangan yang rutin. Ketika satu bus tiba, bus-bus lain pun mengikuti di belakangnya.

Namun, ada pula waktu ketika tidak ada satu pun bus yang tiba untuk untuk waktu yang cukup lama. Hal tersebut pun terjadi di beberapa koridor yang melayani rute lainnya. (Nursita Sari)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com