Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (Instran) Darmaningtyas menilai bila nantinya telah dibentuk, tugas pertama BPTJ adalah mengintegrasikan sistem layanan bus transjakarta dengan angkutan perbatasan terintegrasi busway (APTB) dan transjabodetabek.
Tyas menilai pengintegrasian ketiga layanan tersebut secara sistem perlu dilakukan untuk mempermudah warga pengguna transportasi umum.
"Sejauh ini ketiganya baru terintegrasi secara fisik, tapi belum secara waktu, dan sistem. Sehingga merepotkan penumpang karena masih harus bayar sendiri-sendiri," kata dia kepada Kompas.com, Senin (5/10/2015).
Bayar sendiri-sendiri yang dimaksud oleh Tyas adalah diharuskannya penumpang transjakarta menambah biaya saat akan melanjutkan perjalanan ke luar Jakarta naik transjabodetabek atau APTB. Khusus APTB, penambahan biaya bahkan sudah dilakukan sejak masih di dalam busway.
Tyas menilai situasi tersebut sangat tidak ideal bagi penumpang. Karena itu, ia menganggap perlunya pengintegrasian secara sistem agar warga pengguna transjakarta, transjabodetabek, dan APTB hanya perlu membayar sekali saat akan menggunakan ketiga layanan bus tersebut sekaligus.
"Jadi, penumpang cukup membeli satu tiket untuk dapat naik TJ, APTB, maupun transjabodetabek. Tidak harus membeli tiket setiap saat, cukup beli sekali saja," ujar Tyas.
Sebagai informasi, Kepala BPTJ nantinya akan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Perhubungan. Ia akan membawahi unit-unit khusus yang dipimpin oleh pejabat tinggi madya.
Berdasarkan perpres tersebut, BPTJ mempunyai tugas mengembangkan, mengelola, dan meningkatkan pelayanan transportasi secara terintegrasi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, sesuai dengan Rencana Induk Transportasi Jakarta, Bogor, Depok,Tangerang, dan Bekasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.