Kepala UP Terminal Dinas Perhubungan dan Transportasi AB Nahor mengaku, dirinya sebenarnya ingin menerapkan sistem semacam peron bagi pengunjung masuk terminal. "Saya itu maunya ada semacam alat pintu masuk khusus di terminal sini. Jadi yang mau masuk itu tujuannya jelas," kata Nahor, kepada wartawan di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Selasa (6/10/2015).
Menurut Nahor, upaya menertibkan pedagang asongan di dalam terminal tak mudah. Razia menurutnya kerap dilakukan. Tetapi, setelah razia usai, pedagang asongan di terminal datang lagi.
Merelokasi pedagang asongan dengan menyediakan kios di terminal, kata Nahor, juga tak menyelesaikan masalah. Sebab, lanjut Nahor, pedagang asongan memiliki kebiasaan berdagang dengan cara bergerak jalan. Selain itu, dagangan yang dijual juga porsinya lebih sedikit.
"Jadi memang perlu penataan aksesnya agar steril," ujar Nahor.
Penataan akses masuk dan keluar terminal diyakini dapat menghilangkan masalah pedagang asongan. Namun, soal realisasi konsep itu, Nahor belum bisa memastikan. Sebab, menurutnya, hal ini masih perlu pengkajian lagi.