Tiga petugas patroli langsung masuk dan menarik satu persatu pelajar dari dalam bus. Para pelajar yang keluar langsung diminta berjongkok di tepi trotoar. Satu persatu tas mereka digeledah petugas. Benar saja, bukan buku pelajaran yang dibawa, tas beberapa pelajar ternyata berisi pedang, pisau, gir, katapel, kopel,dan penggaris besi. Saat diinterogasi di jalan, para siswa ini mengaku tidak terlibat tawuran.
"Enggak tahu Pak, saya cuma disuruh bawa saja. Enggak abis tawuran," seru seorang siswa kepada petugas.
Tak begitu saja percaya dengan pengakuan siswa, puluhan pelajar SMK ini digiring dengan menumpang Kopaja. Satu siswa di antaranya beserta barang bukti senjata tajam di bawa polisi dengan menumpang mobil patroli. Mereka dibawa ke Polsek Matraman.
Pujianto (52), sopir PPD mengaku, busnya dibajak para pelajar itu dekat Pasar Jatinegara depan Kampung Pulo. "Mereka cegat bus saya, mau enggak mau saya ambil karena mereka halang-halangi di depan bus. Kalau saya jalan terus nanti mereka kejar-kejar. Saya ini juga dipalak sama mereka Pak," kata Pujianto dengan nada kesal.
Para penumpang bus juga nampak resah dengan ulah puluhan pelajar tadi. Kepala Sub Bagian Humas Polres Jakarta Timur Komisaris Husaimah mengatakan, total ada 35 pelajar SMK yang diamankan dalam kasus ini. Para pelajar itu menurutnya teridentifikasi 34 orang pelajar SMK Satya Bhakti I sedangkan seorang lainya pelajar SMK Satya Bhakti II.
"Yang kedapatan membawa senjata dua orang," ujar Husaimah.
Dua pelajar yang diduga pemilik senjata itu yakni RI (18) dan RA (17). Namun, RA tak mengakui dua buah gir yang ada padanya sebagai miliknya. Kini petugas masih memeriksa para pelajar tersebut.