Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Kasus Pembunuhan Sadis pada Bulan Oktober yang Melibatkan Anak

Kompas.com - 09/10/2015, 12:51 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Bulan Oktober 2015 belum genap sepuluh hari, sudah ada sejumlah kasus pembunuhan dan tindak kriminal lainnya yang melibatkan anak. Setidaknya ada tiga kasus pembunuhan yang menjadi perhatian publik.

Berawal dari penemuan bocah dalam kardus yang terungkap pada Sabtu, 3 Oktober 2015, di Kalideres, Jakarta Barat, hingga kasus pembunuhan terhadap istri dan anak pengusaha kusen di Cakung, Jakarta Timur, kemarin.

Penemuan bocah perempuan yang meninggal di dalam kardus dengan kondisi terikat diawali oleh kecurigaan warga terhadap sebuah kardus di pinggir Jalan Sahabat, Kamal, Jumat (2/10/2015) malam.

Saksi mata melihat ada sesuatu seperti jari manusia yang terlihat dari dalam kardus. Setelah dipastikan, memang benar ada mayat bocah perempuan yang dipaksa masuk ke kardus dengan diplakban dan diikat dengan paksa.

Belakangan diketahui, bocah perempuan itu adalah PNF (9). Kasus ini telah diusut oleh polisi, hingga pada dini hari tadi, salah satu saksi berinisial A ditetapkan sebagai tersangka pencabulan remaja 15 tahun. (Baca: Saksi di Kasus Bocah dalam Kardus Pernah Berupaya Perkosa Remaja, tapi Korban Melawan)

Polisi masih mendalami apakah ada hubungan antara A yang disebut sering berhubungan dengan anak-anak di lingkungan tempat tinggal PNF.

Selang beberapa hari, ada kasus yang melibatkan anak di bawah umur, tetapi anak-anak bukan sebagai korban, melainkan pelaku, yakni kasus murid membacok staf tata usaha di Panongan, Kabupaten Tangerang. Peristiwa ini terjadi pada Rabu (7/10/2015) dini hari.

Sang murid kelas I SMK, FA (16), sengaja membawa golok dapur miliknya untuk membacok Muryana (23) yang sedang terlelap di rumahnya. Nyawa Muryana berhasil diselamatkan karena ditolong oleh ibunya, Trihartati (42).

Namun, sampai hari ini, Muryana masih dirawat secara intensif di Ciputra Hospital. Sementara FA telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Kota Tangerang. (Baca: Alat Bukti Terhadap A Jadi Tersangka Kasus Bocah dalam Kardus Belum Kuat)

Kasus-kasus pembunuhan

Kasus berikutnya yang cukup menyita perhatian adalah pembunuhan di Cakung. Dayu Pri Ambarita (46) dan Yuel Imanuel (5) ditemukan tewas di rumahnya sendiri, Perumahan Aneka Elok, Jalan Komarudin.

Mereka diduga menjadi korban pembunuhan karena ditemukan meninggal dengan sejumlah luka tusuk senjata tajam di tubuh dan leher.

Polisi menduga tindakan keji itu dilakukan oleh orang terdekat korban. Kasus ini juga dipastikan bukan perampokan karena tidak ada barang yang hilang.

Polisi masih menangani kasus ini dan menyebutkan sudah ada titik terang. Terlepas dari kasus tersebut, tawuran juga masih marak. (Baca: Saat Ini Polisi Olah TKP di Rumah A Terkait Kasus Bocah dalam Kardus)

Salah satunya saat puluhan pelajar SMK yang membajak bus PPD di Matraman, Jakarta Timur, kemarin. Para pelajar diketahui membawa senjata tajam di dalam tas mereka.

Menurut pakar psikologi forensik yang juga kriminolog, Reza Indragiri Amriel, kasus keji seperti yang beberapa hari terakhir terjadi bukanlah kasus baru. Kasus serupa sudah banyak terjadi dari zaman dulu.

Reza juga menegaskan, setiap kasus memiliki karakteristik sendiri sehingga tidak bisa disamakan satu kasus dengan kasus lainnya.

"Tidak ada penjelasan tunggal terkait criminal profiling dalam kasus yang berbeda-beda. Sejak dulu, kejadian-kejadian seperti itu sudah berlangsung. Tetapi, kita tidak bisa asumsikan kalau orang sekarang semakin tega," kata Reza kepada Kompas.com, Jumat (9/10/2015) siang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Larang 'Study Tour', Korbankan Pengalaman Anak

Pemprov DKI Larang 'Study Tour', Korbankan Pengalaman Anak

Megapolitan
PSI Buka Penjaringan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur untuk Pilkada DKI Jakarta

PSI Buka Penjaringan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur untuk Pilkada DKI Jakarta

Megapolitan
Sebelum Penerimaan Dimoratorium, Catar STIP Sudah Bayar Rp 2 Juta untuk Seleksi Masuk

Sebelum Penerimaan Dimoratorium, Catar STIP Sudah Bayar Rp 2 Juta untuk Seleksi Masuk

Megapolitan
Harapan Baru Keluarga Vina Cirebon, Hotman Paris Turun Tangan dan Ungkap Kejanggalan Kasus Pembunuhan

Harapan Baru Keluarga Vina Cirebon, Hotman Paris Turun Tangan dan Ungkap Kejanggalan Kasus Pembunuhan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan SMK Lingga Kencana | Miliaran Hasil Parkir Mengalir ke Ormas dan Oknum Aparat

[POPULER JABODETABEK] Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan SMK Lingga Kencana | Miliaran Hasil Parkir Mengalir ke Ormas dan Oknum Aparat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 17 Mei 2024 dan Besok: Siang ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 17 Mei 2024 dan Besok: Siang ini Cerah Berawan

Megapolitan
Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW1

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW1

Megapolitan
Banyak Jukir Liar, Pengelola Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab

Banyak Jukir Liar, Pengelola Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab

Megapolitan
Pencuri Ban Mobil di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja Jual Barang Curian ke Penadah Senilai Rp 1.800.000

Pencuri Ban Mobil di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja Jual Barang Curian ke Penadah Senilai Rp 1.800.000

Megapolitan
Hotman Paris Duga Ada Oknum yang Ubah BAP Kasus Vina Cirebon

Hotman Paris Duga Ada Oknum yang Ubah BAP Kasus Vina Cirebon

Megapolitan
Begal Calon Siswa Bintara Tewas Ditembak di Dada Saat Berusaha Kabur

Begal Calon Siswa Bintara Tewas Ditembak di Dada Saat Berusaha Kabur

Megapolitan
Tiga Pembunuh Vina di Cirebon Masih Buron, Hotman Paris: Dari Awal Kurang Serius

Tiga Pembunuh Vina di Cirebon Masih Buron, Hotman Paris: Dari Awal Kurang Serius

Megapolitan
Kesal Ada Donasi Palsu Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Keluarga Korban: Itu Sudah Penipuan!

Kesal Ada Donasi Palsu Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Keluarga Korban: Itu Sudah Penipuan!

Megapolitan
Merasa Ada Kejanggalan pada BAP, Hotman Paris Minta 8 Tersangka Kasus Vina Diperiksa Ulang

Merasa Ada Kejanggalan pada BAP, Hotman Paris Minta 8 Tersangka Kasus Vina Diperiksa Ulang

Megapolitan
Pemkot Jaksel Berencana Beri Pelatihan Kerja kepada Jukir Liar yang Terjaring Razia

Pemkot Jaksel Berencana Beri Pelatihan Kerja kepada Jukir Liar yang Terjaring Razia

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com