Di Kapal Catamaran, misalnya, Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Ratna Diah Kurniati terlihat mabuk laut. Awalnya dia duduk di dalam dan berulang kali membuka pintu nakhoda. Setelah sekitar 15 menit perjalanan, Ratna beserta salah satu stafnya ke luar kapal dan langsung menundukkan kepalanya.
"Kenapa Bu? Mabuk laut, Bu?" tanya seorang wartawan kepada Ratna. "Iya, nih mabuk laut," kata dia dengan muka memerah.
Ia terus menyenderkan kepala dan badannya ke dinding kapal. Stafnya pun memberikan minyak angin herbal dan permen kepada Ratna.
Tak hanya Ratna, Kepala Inspektorat DKI Lasro Marbun juga merasakan hal yang sama. Ia tidak kuat terombang-ambing gelombang laut Jawa.
"Aduh eneg banget saya. Eneg," kata Lasro sambil mengoleskan minyak angin ke lehernya.
Tak hanya para pejabat, para penumpang lain juga mabuk laut. Mereka yang duduk di dalam kabin penumpang langsung berduyun-duyun keluar dan memuntahkan isi perut mereka.
Kepala Unit Pelayanan Angkutan Perairan dan Kepelabuhanan (UP APK) Syamsudin mengimbau para penumpang untuk mengisi perut terlebih dahulu sebelum menaiki kapal.
"Perut jangan sampai kosong. Penumpang tidur saja kalau merasa pusing," kata Syamsudin.
Beberapa pejabat yang turut di kapal tersebut antara lain Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) DKI Andri Yansyah, Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Bencana DKI Subejo, serta anggota Komisi D DPRD DKI Bestari Barus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.