Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Ahok soal Program Bela Negara

Kompas.com - 15/10/2015, 16:14 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berpendapat, program bela negara yang diwacanakan oleh Kementerian Pertahanan merupakan program yang bagus. Sebab, menurut Ahok (sapaan Basuki), salah satu kewajiban warga negara memang membela tanah airnya.

"Saya kira semua negara harus lakukan, bukan paksaan, memang kewajiban kok. Sekarang kalau suatu hari negara kita diserang. Kamu angkat senjata enggak? Harusnya angkat senjata dong kalau kita patriot," ujar Ahok di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Kamis (15/10/2015).

Untuk bisa membela negara dalam hal militer, Ahok mengatakan, masyarakat harus dilatih terlebih dahulu. (Baca: "Program Bela Negara Tak Sejalan dengan Revolusi Mental jika Pakai Cara Militer")

Oleh karena itu, dia mengatakan, program bela negara juga harus memberi pelatihan kepada warga. Ahok mengatakan, pelatihan tersebut membutuhkan biaya.

Biaya itulah, kata Ahok, yang menjadi masalah utama dari program bela negara ini. Ahok mencontohkan, peluru yang digunakan untuk latihan menembak saja sudah mahal.

Ahok juga berpendapat, jika program ini dilaksanakan, pemerintah pusat juga tidak boleh memaksakan semua warga untuk ikut.

"Kalau angkat senjata, senjatanya enggak tahu kayak apa? Mau menembak enggak tahu kunci, enggak tahu kokang? Ya dibunuh orang kita. Menurut saya, bagus program ini, tetapi bukan paksa semua orang harus ikut," ujarnya. (Baca: Menurut JK, Bela Negara Sama Pentingnya dengan Pengadaan Alutsista)

Ahok pun menjelaskan, dia telah memiliki upaya sendiri menghidupkan program bela negara di Pemerintah Provinsi DKI. Program bela negara yang dia lakukan adalah dengan mendukung resimen mahasiswa (menwa) membantu program DKI.

Menurut dia, jika tidak memiliki anggaran yang cukup, memberdayakan mahasiswa bisa menjadi solusi. Masyarakat bisa diberi pemahaman soal bela negara sejak masih mahasiswa.

"Bela negara juga sudah dilakukan dari zamannya Orde Baru. Masalah di biaya sebenarnya kita. Makanya, kita mulai dengan resimen mahasiswa itu, biar mahasiswa itu yang lakukan. Kamu kira menembak satu peluru enggak bayar? Nah, itu yang anggaran belum cukup. Kalau belum cukup, kita mulai saja dari pelajar dulu, mahasiswa dulu," ujar Ahok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com