Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolda Sebut Pelaku Kericuhan Bukan Jakmania, tapi Geng Motor

Kompas.com - 18/10/2015, 18:56 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian menyebut pelaku kericuhan jelang final Piala Presiden bukanlah suporter Persija Jakarta yang biasa disebut Jakmania.

"Dua hari terakhir ada beberapa insiden kecil, tapi kami yakin itu bukan dari teman-teman Jakmania. Tapi banyak kelompok anak muda usia tanggung geng motor yang mengatasnamakan," kata Tito di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Minggu (18/10/2015).

Menurutnya, sekelas The Jakmania tidak akan melakukan aksi anarkis. Apalagi, Ketua Umum The Jakmania Achmad Richard telah bertemu dengan pihak Kepolisian, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, dan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil.

"Kan jelas Jakmania ada strukturnya, Pak Richard. Kan mereka menjadi tuan rumah yang baik. Kan keuntungannya buat Persija juga. Mereka mengharapkan Persija bisa main di GBK sehingga kalau ini tertib bisa main di GBK," ujarnya.

Ia katakan, jika Persija Jakarta bisa menerima kesebelasan lain pastinya akan mendapatkan perlakuan yang sama. Misalnya seperti suporter Persib Bandung yang secara tertib datang ke Jakarta untuk menonton pertandingan di SUGBK.

"Jadi teman teman Jakmania sudah sangat komit untuk membantu terselenggaranya final Piala Presiden ini," ujar dia.

Dikembalikan ke Orangtua

Menurutnya, Kepolisian memang menangkap banyak ABG yang melakukan kericuhan jelang perhelatan akbar Final Piala Presiden. Namun, sifat penangkapan itu hanya situasional agar kondisi tetap aman dan tertib.

Setelah pertandingan, pelaku akan didata dan dipulangkan kepada orang tuanya.

"Bayangkan kita tangkap nangis. Usianya belasan tahun mereka enggak ngerti apa-apa. Mereka hanya tahu dapat SMS saja. Mereka enggak ngerti. Mereka enggak ngerti bagaimana pentingnya pertandingan ini untuk Persija ke depan," ujarnya.

Sebelumnya memang beredar pesan berantai atau broadcast message di BBM yang mengajak suporter Persija menyerang pendukung Persib.

Pihak Kepolisian telah mengantungi dua nama penyebaran pesan berantai tersebut. Saat ini tim cyber crime Polda Metro Jaya sedang melakukan pengejaran.

"Saya sudah perintahkan tim cyber crime. Kita sudah ketahui ada 2 orang yang mengirimkan itu. 1 orang sudah mau ditangkap. Jangan percaya pada yang menyebarkan hoax," ujarnya.(Bintang Pradewo)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com