Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Murid SD yang Dianiaya di Tangerang Bukan Korban Tunggal

Kompas.com - 19/10/2015, 20:46 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com — Kuasa hukum keluarga ASP (6), Jefri Santoso, mengaku telah mengantongi tiga keterangan saksi dan sejumlah alat bukti yang menyatakan ASP memang mendapat kekerasan oleh temannya, M (6).

"Kalau sekolah bilang tidak ada kekerasan, itu bohong. Kami sudah ada bukti keterangan tiga lebih saksi anak kecil dan orangtua murid yang bilang kalau M sering pukul-pukulin temannya yang lain. Enggak cuma sama ASP," kata Jefri kepada Kompas.com, Senin (19/10/2015) malam.

Sebelumnya, pihak sekolah ASP, SD Tunas Mulia Montessori, Tangerang, membantah ada satu pun kekerasan yang terjadi di sekolah mereka, terlebih yang melibatkan ASP.

Kepada pewarta, Jefri memperlihatkan cuplikan tayangan video di ponsel miliknya yang menampilkan keterangan seorang anak yang mengaku pernah dicakar dan digigit oleh M. Bukti video dan keterangan saksi lainnya disimpan oleh Jefri bila sekolah masih tidak mau bertanggung jawab terhadap kekerasan yang dialami ASP di sekolah.

"Kalau mereka mau menempuh jalur hukum, silakan. Itu hak mereka. Tapi, yang jelas, kami punya bukti kalau di sekolah itu, anak klien kami mendapatkan kekerasan sampai anaknya jadi trauma," tutur Jefri.

Sebelumnya, SD Tunas Mulia Montessori resmi melaporkan Yessi Caroline, ibu ASP, atas tuduhan pencemaran nama baik ke Polres Kota Tangerang. Pihak sekolah menganggap salah satu tulisan yang dimuat di akun Facebook milik Yessi telah menghina sekolah. Namun, Yessi membantah hal itu.

Dia pun memperlihatkan isi tulisan yang dia muat beberapa waktu lalu. Inti dari tulisan itu hanya menceritakan kesedihan dirinya tentang anak tunggalnya yang sampai harus diopname setelah digebuki oleh M beberapa kali.

"Saya juga tidak ada menulis nama sekolah atau nama siapa pun. Saya sama sekali tidak mau menjelek-jelekkan sekolah. Saya cuma mau mencurahkan kesedihan tentang kondisi anak saya," ujar Yessi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com