Sebab, lanjut dia, mekanisme pemilihan Gubernur DKI berbeda dengan Pilkada daerah lainnya. Bahkan, mekanisme Pilkada DKI sama dengan pemilihan Presiden RI.
"Kalau saya tidak terpilih, ya selesai sudah. Gimana caranya supaya dibilang aman? Itulah kenapa saya datang ke Singapura malam ini," kata Basuki seperti dikutip dalam akun YouTube Pemprov DKI dan Basuki TP Tyo JB, Rabu (21/10/2015).
"Saya akan dipilih lagi Februari 2017 dan pemilihan Jakarta ini susah lho. Kenapa susah? Karena (pemenang) harus 50 persen plus 1. Kalau daerah lain cukup menang dan jadi. Sekarang saya punya masalah di Jakarta, enggak gampang nih dapat suara 50 persen plus 1," lanjut Basuki.
Meski demikian, Basuki berpendapat memimpin Ibu Kota lebih mudah dibanding Belitung Timur. Sebab, orang-orang pintar dan ahli berkumpul di Jakarta.
Selain itu, masalah di DKI sudah diketahui dengan jelas, seperti banjir dan macet. Solusinya pun sudah diketahui.
Yang terpenting adalah keberanian untuk mengeksekusi berbagai rencana kebijakan tersebut. "Memimpin DKI cuma butuh latihan otot saja," kata Basuki.
Acara "Bincang 1 Jam Bersama Ahok" ini digelar atas inisiatif tim Gubernur DKI dan diadakan oleh Forum Komunitas Masyarakat Indonesia di Singapura (FKMIS) dan Global Indonesian Voices (GIV) sebagai mitra media.
Kontributor Kompas.com di Singapura, Ericssen, mencatat peserta forum itu membeludak. Target peserta 50 orang, tetapi melonjak hingga lebih dari 1.000 orang. Bahkan ada beberapa warga non-WNI yang mendaftar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.