Dia mengakui hal itulah yang menjadi salah satu penyebab banjir.
Namun, Tuty menilai hal tersebut bukanlah persoalan yang tidak bisa dipecahkan. Sebab, kata dia, cukup banyak kota-kota besar di dunia yang berada di bawah permukaan laut.
Namun, berkat pengembangan teknologi, kota-kota tersebut dapat terhindar dari bencana ekologi.
"Hal yang sama itulah yang juga akan kita lakukan di Jakarta," kata Tuty saat acara konsultasi publik rancangan peraturan daerah mengenai Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Pantura Jakarta, di Balai Kota, Kamis (22/10/2015).
Tuty melontarkan hal tersebut menanggapi kritikan dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi).
Dalam acara yang sama, Walhi menyarankan agar Pemprov DKI lebih fokus pada upaya meminimalisir penurunan permukaan tanah, ketimbang sibuk mengurus proyek reklamasi 17 Pulau di Teluk Jakarta.
Walhi menilai, apabila Pemprov DKI tetap memaksakan melakukan reklamasi tanpa adanya upaya untuk menanggulangi penurunan tanah, maka dikhawatirkan banjir di Jakarta akan semakin bertambah parah.
Deputi Direktur Walhi Jakarta Zaenal Muttaqin menilai, yang perlu dilakukan oleh Pemprov DKI saat ini adalah membangun banyak daerah resapan air dan berupaya mengurangi penggunaan air tanah secara berlebihan.
"Kalau reklamasi dipaksakan, dampak ke daratannnya agak berat. Pemerintah harus beresin ini dulu," ujar Muttaqin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.