DEPOK, KOMPAS.com - Sejak sebagian bangunan Sekolah Master di Depok, Jawa Barat, dibongkar pada akhir Agustus 2015, sekolah gratis untuk anak-anak jalanan itu kekurangan ruang kelas. Jika sebelumnya ada 25 ruang, kini tinggal 13 kelas yang masih tersisa.
Sekolah tersebut didirikan di atas lahan seluas 2.000 meter persegi milik pemerintah Kota Depok di sekitar Terminal Depok, Jalan Raya Margonda. Pemkot Depok membongkar 12 ruang kelas sekolah itu untuk pembangunan Terminal Terpadu Margonda Raya.
Pendiri dan Pembina Sekolah Master, Nurrohim, mengatakan, idealnya perlu ada 10 kelas lagi di sekolah itu. Ia berharap pemerintah Kota Depok dan pengembang pembangunan terminal dapat membantu pengadaan kelas baru untuk Sekolah Master.
(Baca Sekolah Master Berharap Dinas Pendidikan Depok Bantu Masalah Penggusuran)
Menurut Nurrohim, Pemkot Depok berjanji akan membantu membangun satu ruang kelas akhir tahun ini. Ia mengharapkan bantuan berupa kontainer berbentuk kelas.
"Sudah pernah ada dua kontainer yang dikasih (oleh perusahaan periklanan), tapi belum bisa kita pakai karena masih kontainer utuh, belum dibentuk kelas," ujar Nurrohim kepada Kompas.com, Minggu (25/10/2015).
Saat ini Nurrohim masih menggalang dana bantuan untuk menyediakan ruangan kelas bagi pelajar sekolah tersebut.
Ia mengatakan, pembongkaran kelas membuat kegiatan belajar siswa terganggu. Yang paling kena dampaknya adalah siswa taman kanak-kanak karena ada empat ruangan TK yang dibongkar. Ruangan lain yang dibongkar adalah delapan kelas untuk pelajar SD.
"Yang belum ketampung ini yang TK, kalau yang SD pakai kontainer lama. Jadi yang TK digabung sama yang SMP di Masjid Master," Nurrohim.
(Baca Tak Punya Kelas, Siswa PAUD Sekolah Master Belajar di Teras Masjid)
Untuk mengatasi itu, jam belajar siswa menjadi tiga shift. Ada kelas TK, SD, dan SMP pagi, kelas SMP dan SMA siang, serta SMP dan SMA malam.
"Untungnya mereka sudah biasa dengan kondisi susah seperti itu. Kalau sekolah yang 'anak mami', ya bisa bingung tuh. Tapi mereka sudah biasa di jalan," ujar Nurrohim.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.