Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perusakan Kantor DPP KNPI Diduga akibat Konflik Kepengurusan

Kompas.com - 28/10/2015, 21:22 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Perusakan Kantor DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) diduga dilatarbelakangi konflik kepengurusan yang saat ini terjadi di organisasi tersebut.

Ketua Bidang Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat DPP KNPI Muhammad Balyah menuturkan, pada Selasa kemarin kantor didatangi sekitar 100 orang yang menyatakan ingin mengambil alih kantor.

Mereka juga diketahui sempat menginap di depan kantor yang berlokasi di Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, itu.

"Kami yakin kelompok massa yang datang kemarin ini yang melakukan perusakan. Mereka preman-preman yang mengaku sebagai pengurus yang sah," kata Balyah saat melaporkan peristiwa perusakan ke Mapolda Metro Jaya, Rabu (28/10/2015).

Menurut Balyah, massa yang ingin mengambil alih kantor adalah massa pendukung kelompok yang mengadakan kongres luar biasa di Jakarta beberapa waktu lalu. Ia menyebut massa pendukung kelompok KLB Jakarta adalah massa yang mengklaim terdaftar secara sah di Kementerian Hukum dan HAM.

"Padahal, SK yang mereka perlihatkan tidak terdata di database Kemenkumham yang bisa diakses melalui komputerisasi. Karena Kemenkumham hanya mengakui pengurus hasil kongres di Papua pada Februari yang dihadiri Wakil Presiden, Panglima TNI, dan Menpora," ujar Balyah.

Sebelumnya diberitakan, Kantor DPP KNPI yang berlokasi di Jalan HR Rasuna Said dirusak tepat pada hari peringatan Sumpah Pemuda. Tidak diketahui pasti waktu kejadian. Sebab, Balyah dan rekan-rekannya baru menyadarinya pada tadi sore.

Menurut dia, kantor sedang dalam kondisi kosong sejak Selasa kemarin karena sebagian besar pengurus sedang berada di Kepulauan Riau untuk mengikuti upacara puncak peringatan hari Sumpah Pemuda.

Balyah mengatakan, bagian kantor yang mengalami kerusakan berat terdapat di lantai dua, di mana terdapat ruangan kerja ketua umum, sekretaris jenderal, bendahara umum, dan kesekretariatan.

Selain itu, Balyah menyebut ada dua unit komputer dan printer yang hilang. Atas dasar itu, Balyah menyatakan, pihaknya melaporkan peristiwa tersebut untuk kasus pencurian dengan pemberatan.

"Kami masih menunggu konfirmasi dari Kemenkumham. Kalau nantinya Kemenkumham menyatakan kepengurusan mereka tidak sah, kami juga akan melaporkan mereka untuk kasus pemalsuan dokumen," pungkas Balyah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sepakat Damai, Eks Warga Kampung Bayam Bersedia Direlokasi ke Rusun Nagrak

Sepakat Damai, Eks Warga Kampung Bayam Bersedia Direlokasi ke Rusun Nagrak

Megapolitan
Tiga Pemuda Jadi Tersangka Pembacokan Polisi di Kembangan

Tiga Pemuda Jadi Tersangka Pembacokan Polisi di Kembangan

Megapolitan
Jadwal Konser Musik Jakarta Fair 2024

Jadwal Konser Musik Jakarta Fair 2024

Megapolitan
Puluhan Warga di Bogor Diduga Keracunan, 1 Orang Meninggal Dunia

Puluhan Warga di Bogor Diduga Keracunan, 1 Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Tangkap 5 Tersangka Pemalsu Dollar AS, Satu Pelaku WNA

Polisi Tangkap 5 Tersangka Pemalsu Dollar AS, Satu Pelaku WNA

Megapolitan
Deklarasi Jadi Cawalkot Depok, Supian Suri Ingin Berikan Kebijakan yang Baik untuk Warga

Deklarasi Jadi Cawalkot Depok, Supian Suri Ingin Berikan Kebijakan yang Baik untuk Warga

Megapolitan
Mediasi Berhasil, Eks Warga Kampung Bayam dan Jakpro Sepakat Berdamai

Mediasi Berhasil, Eks Warga Kampung Bayam dan Jakpro Sepakat Berdamai

Megapolitan
Polisi Minta Video Ibu Cabuli Anak Tak Disebar Lagi, Penyebar Bisa Kena UU ITE

Polisi Minta Video Ibu Cabuli Anak Tak Disebar Lagi, Penyebar Bisa Kena UU ITE

Megapolitan
Kronologi Polisi Dibacok Saat Bubarkan Remaja yang Hendak Tawuran

Kronologi Polisi Dibacok Saat Bubarkan Remaja yang Hendak Tawuran

Megapolitan
Panitia HUT Ke-79 RI Siapkan 2 Skenario, Heru Budi: Di Jakarta dan IKN

Panitia HUT Ke-79 RI Siapkan 2 Skenario, Heru Budi: Di Jakarta dan IKN

Megapolitan
Berkenalan Lewat Aplikasi Kencan, Seorang Wanita di Jaksel Jadi Korban Penipuan Rp 107 Juta

Berkenalan Lewat Aplikasi Kencan, Seorang Wanita di Jaksel Jadi Korban Penipuan Rp 107 Juta

Megapolitan
Deklarasi Maju Sebagai Cawalkot, Supian Suri Cuti dari Sekda Depok

Deklarasi Maju Sebagai Cawalkot, Supian Suri Cuti dari Sekda Depok

Megapolitan
Kondisi Terkini Anak Korban Pencabulan Ibu Kandung, Biddokkes Polda Metro: Psikologis Nampaknya Normal

Kondisi Terkini Anak Korban Pencabulan Ibu Kandung, Biddokkes Polda Metro: Psikologis Nampaknya Normal

Megapolitan
Bubarkan Remaja Tawuran, Polisi Malah Kena Bacok di Kembangan

Bubarkan Remaja Tawuran, Polisi Malah Kena Bacok di Kembangan

Megapolitan
Ketua RT di Jatiasih: Kalau Kawat Tidak Bolong, Anak-anak Aman Main di JPO

Ketua RT di Jatiasih: Kalau Kawat Tidak Bolong, Anak-anak Aman Main di JPO

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com