Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sampah di TPST Bantargebang Turun hingga 50 Persen akibat Truk Dihadang

Kompas.com - 04/11/2015, 01:43 WIB

BEKASI, KOMPAS.com - Pengelola tempat pengolahan sampah terpadu di Bantargebang, Bekasi, PT Godang Tua Jaya, mencatat penurunan volume sampah dari DKI Jakarta akibat aksi penghadangan truk sampah di Cileungsi, Bogor.

"Pada Senin (2/11), volume sampah yang kita hitung di TPST Bantargebang, ada pengurangan yang cukup signifikan akibat adanya penghadangan truk sampah DKI oleh warga di Cileungsi," kata Direktur Operasional Godang Tua Jaya, Douglas Manurung di Bekasi, Selasa (3/11/2015).

Menurut dia, sampah yang diterima pihaknya pada saat itu hanya 2.718 ton dari volume pembuangan sampah pada hari normal mencapai 6.000 ton.

"Penurunannya lebih dari 50 persen akibat dampak penghadangan truk sampah," kata Douglas.

Ratusan warga Cileungsi bersama dengan LSM dan organisasi masyarakat Kabupaten Bogor, Jawa Barat, melakukan aksi penghadangan truk sampah milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang melintas di jalan utama wilayah itu pada Senin (2/11).

Tercatat sedikitnya 50 dump truck sampah DKI yang melintas dihadang oleh warga sejak pagi hingga sore hari. Ini merupakan bentuk protes atas bau yang tidak sedap, kotor, dan muatan sampah yang pada truk tersebut yang mengganggu warga.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan peristiwa penghadangan truk sampah milik Dinas Kebersihan DKI yang dilakukan oleh sekelompok warga di Cileungsi mengakibatkan penumpukan sampah di DKI.

"Karena penghadangan itu, pembuangan sampah menuju TPST Bantargebang menjadi terhambat. Sampah tidak terangkut, sehingga terjadi penumpukan sampah," kata pria yang akrab disapa Ahok itu.

Menurut Ahok, penghadangan yang dilakukan oleh sekelompok warga tersebut merupakan aksi premanisme. Sehingga, Pemprov DKI akan segera melaporkan kepada pihak kepolisian.

"Kalau menurut saya, tindakan penghadangan tersebut merupakan aksi premanisme. Makanya, hari ini Dinas Kebersihan DKI mau lapor ke polisi. Tidak boleh main hadang-hadang begitu," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com