Perusahaannya telah membuat pagar pada 2009, tetapi kini pagar tersebut sudah rata saat ini.
Saat itu, kata Rekson, pihaknya mendirikan pagar sepanjang beberapa ratus meter. Mereka mengaku memiliki dokumentasinya.
"Tapi, semuanya sekarang sudah rata. Tidak ada satu pun. Nanti lihat saja berapa meter kita bangun. Besinya dijual, semua diambil," kata Rekson di kantor kuasa hukumnya, Jakarta Selatan, Selasa (3/11/2015).
Rekson menduga, pagar keliling tersebut sengaja dirobohkan oleh warga sekitar, terutama oleh bandar-bandar lapak di TPST Bantargerbang.
"Memang sama-sama kita ketahui karakter masyarakat di seputar TPA itu rata-rata dihuni oleh bandar lapak," ujarnya.
"Jadi, mereka lebih mementingkan kepentingan pribadi daripada memikirkan zona itu tetap lestari," kata Rekson.
Saat ini, PT GTJ tidak memikirkan untuk pembangunan pagar keliling tersebut. Rencananya, pembangunan akan dialihkan ke akhir masa kontrak.
"Tak ada niatan kami untuk menunda-nunda pagar keliling. Tapi, daripada uang itu kebuang-buang, maka kita rencanakan akhir tahun, dua atau tiga tahun akhir kontrak, baru kita pagar keliling," kata Rekson.
Selain itu, menyangkut saluran, pihaknya mengklaim telah melakukan secara menyeluruh. Ia menjamin tak ada keterlambatan dalam pengerjaan saluran di TPST Bantargebang.
"Semua pemeliharan existing kami lakukan dengan baik," kata Rekson.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.