Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Mengaku Keluarkan Puluhan Juta Rupiah untuk Menembok Rumah Denny

Kompas.com - 06/11/2015, 15:44 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kelompok Warga Peduli Perumahan Bukit Mas (WPPBM) mengaku mengeluarkan uang puluhan juta rupiah untuk menembok rumah Denny di Perumahan Bukit Mas Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

Menurut perwakilan WPPBM Mohammad Narainan, uang yang digunakan untuk menembok rumah Denny tersebut berasal dari sumbangan warga perumahan.

"Wah, itu dananya enggak terhitunglah, puluhan juta sampai. Itu kan batanya bagus punya, semennya juga bagus. Angka pastinya saya enggak tahu, ada di bendahara saya," kata pria yang biasa dipanggil Rena Mulyana kepada Kompas.com, Jumat (6/11/2015) siang.

Rena juga menceritakan beberapa hal yang terjadi sebelum WPPBM menembok rumah Denny kedua kalinya pada awal November 2015. Sebelumnya, WPPBM pernah menembok rumah tersebut.

Namun, tembok itu kemudian dirobohkan pemilik rumah dengan alasan telah memperoleh persetujuan dari RT, RW, lurah, dan camat setempat pada Juni 2015.

Sehari sebelum Denny merobohkan tembok, yakni 22 Oktober 2015, Rena menerima sebuah surat somasi dari kantor pengacara berinisial TSP.

Isi surat tersebut berupa peringatan agar WPPBM yang sebelumnya membangun tembok itu bisa merobohkannya dalam waktu 1x24 jam sejak surat diterima.

Namun, jika WPPBM tak juga merobohkan tembok tersebut, maka tembok yang dibangun akan dirobohkan sendiri oleh pemilik rumah. Hingga pada keesokannya, yakni 23 Oktober 2015, sekelompok orang datang ke rumah Denny dan merobohkan tembok tersebut.

Rena menilai, tindakan orang-orang yang datang itu meresahkan warga. Dia juga bilang kalau orang-orang yang merobohkan tembok itu sudah sewenang-wenang.

Ketika itu, Denny belum menempati rumah tersebut. Ia baru membeli rumah itu dari pemilik sebelumnya yang bernama Heru. "Buat apa bawa-bawa orang banyak begitu, sudah kayak preman saja," tutur Rena.

Sepekan setelah dirobohkan pada 1 November 2015, WPPBM kembali membangun tembok di rumah Denny.

Ketika itu, Denny dan istrinya tengah tidur. WPPBM juga meminta pengamanan kepolisian saat membangun tembok di rumah Denny.

Tembok tersebut masih tegak berdiri sampai hari ini. Bahkan, WPPBM meminta beberapa tukang bangunan untuk memplester bata di tembok itu.

Akibat tembok tersebut, Denny dan istrinya tidak bisa bekerja hampir dua pekan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dari 7 Jenazah Korban Kebakaran Mampang, 2 di Antaranya Anak Laki-laki

Dari 7 Jenazah Korban Kebakaran Mampang, 2 di Antaranya Anak Laki-laki

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Pengantaran 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' ke RS Polri

Isak Tangis Iringi Pengantaran 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" ke RS Polri

Megapolitan
Kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame Padam, Arus Lalin Jalan Mampang Prapatan Kembali Normal

Kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame Padam, Arus Lalin Jalan Mampang Prapatan Kembali Normal

Megapolitan
Sebelum Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Sebelum Toko "Saudara Frame" Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Megapolitan
Kondisi Karyawan Selamat dari Kebakaran Saudara Frame, Salah Satunya Luka Bakar Hampir di Sekujur Tubuh

Kondisi Karyawan Selamat dari Kebakaran Saudara Frame, Salah Satunya Luka Bakar Hampir di Sekujur Tubuh

Megapolitan
Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan di Pulau Pari

Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan di Pulau Pari

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

Megapolitan
Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Megapolitan
Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Megapolitan
Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik 'Saudara Frame' Tinggal di Lantai Tiga Toko

Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik "Saudara Frame" Tinggal di Lantai Tiga Toko

Megapolitan
Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Megapolitan
Sayur-mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya hingga Sarjana

Sayur-mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya hingga Sarjana

Megapolitan
Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com