Udin yang sudah menempati bantaran Kali Ciliwung sejak tahun 1970-an mengatakan, mereka merupakan korban salah tata kota zaman Belanda.
"Makanya kami buat rakit untuk pembersihan sampah di sungai ini, membuktikan kalau kami itu korban bukan penyebab banjir."
"Kami itu yang tinggal di pinggir kali kena imbas banjir salah konsep dari zaman Belanda," kata Udin kepada Kompas.com, di Jalan Kerapu, Pademangan, Minggu (8/11/2015).
Menurut dia, seharusnya banyak dibangun waduk atau penampungan air di daerah hulu, seperti Bogor dan Puncak.
Namun, faktanya sekarang, kata dia, daerah tersebut sudah dipenuhi oleh villa mewah. Sehingga mereka yang tinggal di daerah hilir yang terkena dampak.
"Rumah Ahok juga harusnya penampungan air tuh. Airnya kalau hujan lari ke sini. Kami tuh pelindung, penjaga air justru," kata Udin.
Sebelumnya, warga RT 004, 007, 008, dan 009 Jalan Kerapu, Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan membuat sebanyak tiga buah rakit pembersih sampah.
Mereka juga terlihat membersihkan puing-puing bekas penertiban bangunan liar. Tak hanya itu, beberapa warga juga terlihat kerjabakti membersihkan jalan inspeksi.
Rencananya, pemukiman di bantaran Kali Ciliwung ini segera dibongkar untuk pembangunan jalan inspeksi. Jarak trasenya 15 meter dari bibir sungai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.