Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Ponsel dengan Harga Murah

Kompas.com - 09/11/2015, 15:05 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com — Polres Bandara Soekarno-Hatta membongkar modus penipuan yang dilakukan oleh WB (60) dengan mengaku sebagai anggota Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta. Dari aksinya sejak bulan Oktober 2015, WB sudah menipu dua orang dan mengantongi uang hasil penipuan sebesar Rp 9 juta.

"Tersangka menawarkan barang berupa handphone dengan harga miring kepada korban. Tersangka ngakunya harga handphone jadi murah karena hasil lelang di bea cukai," kata Kasat Reskrim Polres Bandara Soekarno-Hatta Komisaris Aszhari Kurniawan melalui keterangannya kepada Kompas.com, Senin (9/11/2015).

Aszhari menjelaskan, korban pertama yang ditipu adalah suami-istri, Nelson dan Vinny. Kedua korban bertemu dengan WB di kawasan Mangga Dua Square, tanggal 1 Oktober 2015.

Di sana, WB menawarkan bahwa dirinya bisa membantu mereka mencarikan iPhone 6 Plus dengan harga hanya Rp 5 juta atau kira-kira setengah dari harga aslinya. Setuju dengan penawaran WB, mereka bertemu lagi beberapa hari kemudian di area Gudang Cargo 530 Bandara Soekarno-Hatta.

Saat itu, pertemuan berlangsung pada pukul 17.00 WIB. Kedua korban menyerahkan uang Rp 5 juta terlebih dahulu, lalu WB beralasan akan segera menyerahkan gadget itu setelah dia masuk ke dalam mengambil barangnya.

Setelah menunggu beberapa lama, WB tak kunjung kembali. Nelson dan istrinya baru sadar bahwa mereka sudah ditipu.

Tidak jauh beda dengan korban pertama, korban kedua, Deffly, juga tergiur penawaran gadget merek Samsung yang dihargai cukup murah, yakni Rp 4 juta untuk Samsung S6 dan Samsung Note 5.

WB bertemu dengan Deffly di dalam kereta Commuter Line dari Tangerang menuju Tanah Abang pada 25 September 2015. Saat itu, WB mengaku membawa brosur lengkap dengan daftar harga untuk meyakinkan korban.

Setelah sepakat, dua hari kemudian, WB kembali mengajak korban kedua bertemu di area Gudang Cargo 530 Bandara Soekarno-Hatta. Setelah uang Rp 4 juta diserahkan, WB tidak kembali lagi.

Kedua korban melaporkan hal tersebut ke Polres Bandara Soekarno-Hatta yang berujung pada penangkapan WB di kawasan Pamulang, Tangerang Selatan, tidak lama setelah itu. Atas tindakannya, WB dikenakan Pasal 378 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dengan ancaman hukuman maksimal empat tahun penjara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com