Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sanusi: Banjir Tetap Ada, Relokasi Warga Kampung Pulo Hanya Kurangi Korban

Kompas.com - 17/11/2015, 09:54 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi D DPRD DKI Muhammad Sanusi menilai relokasi warga Kampung Pulo tidak berdampak besar mengurangi volume banjir yang tumpah ke jalan.

Sanusi mengatakan relokasi itu hanya mengurangi jumlah korban banjir saja.

"Itu tuh kaya wadah yang tadinya cuma bisa tampung 5 liter misalnya karena banyak warga di sana, nah sekarang karena sudah enggak ada warga, daya tampungnya bisa lebih besar dan enggak turun ke jalan lagi," ujar Sanusi di Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Selasa (17/11/2015).

"Jadi banjir sih tetap, korban banjirnya berkurang karena sudah dipindahin ke rusun," lanjut dia.

Bahkan, kata Sanusi, jika sheetpile sepanjang Sungai Ciliwung di Kampung Pulo sudah rapat, banjir akan terus terjadi.

Menurut Sanusi, dampak relokasi warga Kampung Pulo justru bisa dirasakan warga di daerah Tebet meskipun tidak besar.

"Setelah Kampung Pulo kan Tebet, turun ke Tebet enggak terlalu bikin banjir karena di Kampung Pulo sudah nampung. Abis itu ketemu Pintu Air Manggarai sudah langsung terbendung," ujar Sanusi.

Mengenai solusi masalah ini, Sanusi mengingatkan pentingnya untuk membuat sodetan di Bidara Cina. Sodetan tersebut bisa mengurangi volume air yang masuk ke Kampung Pulo.

Sebab, sodetan tersebut bisa membantu mengarahkan air mengalir ke Banjir Kanal Timur (BKT).

Sanusi heran dengan permasalahan banjir yang terus dihadapi Pemerintah Provinsi DKI. Sebab, seharusnya Pemprov DKI sudah memetakan potensi banjir yang ada di Jakarta sekaligus pemecahannya.

"Saya bingung-sebingungnya, Jakarta itu kan ada 13 sungai. Sungai yang nakal sudah ketahuan nih, Ciliwung, Pesanggrahan, sama Kali sunter. Daerah yang sering kebanjiran yang dialiri sungai itu. Penyelesaiannya ketahuan dan bisa fokus dong," ujar Sanusi.

Banjir akibat luapan Sungai Ciliwung kembali merendam permukiman warga di Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (16/11/2015). Akibatnya, warga terpaksa mengungsi.

Banjir ini merupakan buntut naiknya permukaan air di Bendung Katulampa, Bogor, akibat hujan deras, Minggu (15/11/2015) malam. Bahkan, tinggi muka air di Bendung Katulampa sempat mencapai 210 sentimeter atau berstatus Siaga I.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com