Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Wali Kota Putuskan Tembok Rumah Denny Tetap Berdiri

Kompas.com - 17/11/2015, 19:20 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wali Kota Jakarta Selatan Tri Kurniadi mendatangi lokasi tempat rumah Denny (41) yang ditembok di perumahan Bukit Mas Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Selasa (17/11/2015) siang.

Dalam kunjungannya, Tri ingin melihat langsung kondisi di lapangan dan letak rumah Denny yang sampai saat ini dipermasalahkan oleh kelompok Warga Peduli Perumahan Bukit Mas (WPPBM) tersebut.

Saat dihubungi Kompas.com, petang tadi, Tri mengakui bahwa dokumen berupa sertifikat dan IMB rumah Denny adalah dokumen resmi.

"Dokumennya Denny resmi itu. Resmi, bisa dipertanggungjawabkan," ujar Tri.

Kendati demikian, dokumen yang resmi itu tidak mengubah keputusan Tri yang menilai tembok di rumah Denny tersebut harus tetap berdiri. (Baca: Pengacara: Wali Kota Jaksel Putuskan Rumah Denny Harus Tetap Ditembok)

Ia pun beralasan bahwa tembok itu harus tetap berdiri agar tidak lagi terjadi konflik. "Tetap ditembok, biar tembok yang menghadap ke Jalan Mawar saja yang dibongkar. Biar pada enggak ribut-ribut lagi," tutur Tri.

"Kapan rumahnya mau dibongkar supaya balik ke Jalan Mawar, terserah. Terserah yang punya rumah saja," ujar Tri lagi.

Secara terpisah, Denny mengatakan bahwa sejauh ini Wali Kota Jaksel masih melakukan penilaian.

Ia pun menyerahkan sepenuhnya keputusan akan nasib tembok di rumahnya tersebut kepada Tri. (Baca: Ketua DPRD DKI Bela Penembok Rumah Denny)

"Pak Wali masih review terus. Saya yakin Pak Wali punya penilaian sendiri, tetaapi saya enggak tahu, ya. Omongan islah dia di kantor Wali Kota sama yang dibilang barusan berbeda," ucap Denny melalui pesan singkat.

Dari komunikasinya dengan Tri, Denny menilai bahwa Pemkot Jakarta Selatan masih berniat untuk mengkaji aspek legalitas terkait penembokan rumahnya, meskipun dokumen kepemilikan lahan dan rumah tersebut yang diakui Tri sebagai dokumen resmi.

Tri pun belum bisa memastikan langkah apa yang akan dia lakukan selanjutnya. "Kita verifikasi asetnya dulu saja," sebut dia. (Baca: Setiap Tukang yang Menembok Rumah Denny Diupah Rp 2 Juta)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Megapolitan
Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Megapolitan
Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Megapolitan
Selain ke Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Selain ke Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Keluarga Pemilik Toko Bingkai 'Saudara Frame' yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Keluarga Pemilik Toko Bingkai "Saudara Frame" yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com