Bahkan agendanya kosong hingga Jumat (20/11/2015). Seluruh agendanya didisposisi ke Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat.
Ternyata, Basuki memang sengaja mengosongkan agendanya.
"Tiga hari ini, saya mau cek anggaran. Saya sudah bilang sama mereka (SKPD DKI), kalau ada bahas anggaran dan kalian belum ngerti, ya seminggu ini saya tidak ada terima tamu deh. Saya pelototin (anggaran) satu-satu, kalau enggak kacau lagi," kata Basuki, di Balai Kota, Rabu (18/11/2015).
Kepala dinas beserta staf masing-masing pun berdatangan datang ke Balai Kota menemui Basuki.
Beberapa di antaranya Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta Andri Yansyah, Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta Ratna Diah Kurniati, Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Bencana DKI Subejo, dan lain-lain.
Basuki tidak menginginkan anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) DKI kembali disahkan melalui Peraturan Gubernur (Pergub). Ia juga tidak mau pengesahan APBD terlambat dari jadwal.
"Kan sudah saya minta masukin (proses pembahasan anggaran) ke e-budgeting supaya saya gampang kontrol. Sekarang malah balik lagi ke manual. Kalau balik lagi ke manual, cerita yang dulu, bisa nyusup lagi dong," kata Basuki.
Basuki kesal mengapa proses pembahasan anggaran di Badan Anggaran (Banggar) tidak dimasukkan ke dalam sistem e-budgeting.
[Baca: Ahok Kesal Pembahasan Anggaran di Banggar Tak Dimasukkan ke "E-budgeting"]
Padahal, sebelumnya Basuki telah menginstruksikan seluruh proses pembahasan dimasukkan ke dalam e-budgeting.
"Makanya saya bilang, kalian (SKPD) ini, aduh, ini mau jebakan Batman lagi. Diajarin pakai e-budgeting, e-musrenbang, kok pas masuk ke KUA-PPAS (kebijakan umum anggaran plafon prioritas anggaran sementara) enggak pakai e- lagi," kata pria yang akrab disapa Ahok itu.
"Lebih enak mana koreksinya? Langsung koreksi di komputer lebih enak kan koreksinya? (anggaran) sudah sepakat, sudah dikunci, kapan ditutup, kan ada detiknya, jam berapa. Baru dicetak (buku)," kata Basuki.
Saat ini, lanjut dia, anggaran dicetak setelah disepakati bersama. Setelah itu baru dimasukkan ke dalam e-budgeting.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.